UNGARAN, GROBOGAN.NEWS-Gelombang penularan virus corona atau Covid-19 di wilayah Kabupaten Semarang kian terasa menggema.
Penambahan kasus Covid-19 secara siginifikan berdampak pada Bed Occupancy Rate (BOR) ruang ICU dan rumah singgah tempat isolasi para pasien Covid-19 di Kabupaten Semarang.
Lonjakan yang terjadi dalam tiga hari terakhir kapasitas tempat tidur ruang ICU dan rumah singgah untuk tempat isolasi telah melebihi kapasitas atau mengalami overload.
Bupati Semarang, Ngesti Nugraha menguraikan, salah satu upaya yang dilakukan dengan menambah kapasitas rumah singgah dengan meminta dukungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.
Menurut Bupti, kebijakan tersebut untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pasien Covid-19.
“Saat ini ada beberapa fasilitas milik Pemprov Jawa Tengah yang siap dipinjamkan untuk menambah kapasitas rumah singgah bagi tempat isolasi,” terang Ngesti Nugraha kepada para awak media pada Rabu (16/6/2021).
Lebih detail, Ngesti menjelaskan, sejumlah fasilitas milik Pemprov Jawa Tengah yang disiapkan untuk menambah kapasitas tempat isolasi bagi penyintas Covid-19 di Kabupaten Semarang tersebut adalah gedung Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah, di Srondol, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Selain itu, Pemkab Semarang juga mengupayakan dua fasilitas milik Pemprov Jawa Tengah lainnya yakni gedung Pusat Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal (P2PFNI) Provinsi Jawa Tengah di Ungaran.
Selain itu juga gedung Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinisi Jawa Tengah, di Srondol Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
“Walaupun berada di wilayah Kota Semarang, lokasi gedung BPSDMD Srondol lokasinya relatif lebih dekat dengan Kabupaten Semarang, itu pertimbangannya,” jelasnya.
Ngesti juga menjelaskan, saat ini Kabupaten Semarang telah berstatus daerah zona merah risiko penyebaran Covid-19 di Jawa Tengah. Lonjakan pasien Covid-19 telah menyusul lonjakan kasus harian pasca Lebaran beberapa waktu lalu.
Dampaknya, tingkat keterisian ICU rumah sakit dari 37 tempat tidur yang tersedia telah terisi 31 di antaranya atau (83,8 persen).
“Sedangkan ruang isolasi di rumah sakit sampai hari ini sudah hampir penuh,” jelas Ngesti.
Untuk rumah singgah atau tempat isolasi terpusat yang diisiapkan oleh Pemkab Semarang masing-masing di Hotel Garuda, Kopeng; gedung Bapelkes Pemprov Jawa Tengah di Siwakul dan Rusunawa Pringapus juga sudah overload.
Di Hotel Garuda yang tersedia 24 tempat tidur, telah terisi 35 orang. Rumah singgah di Bapelkes Siwakul 48 tempat tidur terisi 50 orang. Di Rusunawa Pringapus yang tersedia 48 tempat tidur terisi 71.
“Jadi total ada 156 penyintas yang saat ini melakukan isolasi di rumah singgah dan yang lainnya melakukan isolasi mandiri di rumah,” imbuh dia.YGA