GROBOGAN.NEWS Semarang

Seorang Mahasiswi Ditemukan Tewas di Dalam Kamar Kos di Ngaliyan. Pihak Keluarga Menolak Jenazah Diautopsi

Petugas Polsek Ngaliyan Polrestabes Semarang saat menggelar olah TKP di lokasi ditemukannya seorang mahasiswi yang ditemukan tewas di dalam kamar kosnya di wilayah Tambakaji, Ngaliyan, Kota Semarang. Foto : Istimewa

SEMARANG, GROBOGAN.NEWS-Seorang perempuan berstatus mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Kota Semarang ditemukan tewas di kamar kosnya di wilayah Tambakaji, Ngaliyan, Kota Semarang.

Peristiwa yang menggemparkan warga itu terjadi pada Sabtu (27/11/2021) sekira pukul 12.30 WIB.

Data yang dihimpun menyebutkan, mahasiswi yang bernasib tragis itu berasal dari Bekasi, Jawa Barat.

Peristiwa ini berawal saat para temannya sesama mahasiswi menawarkan pada korban untuk memesan makanan secara online sekira pukul 10.30 WIB.  Namun, saat itu korban tidak merespon tawaran temannya.

Namun, sekira dua jam selanjutnya, ada kurir atau tukang pengirim paket yang mengirimkan barang untuk korban.

Berhubung korban tak menyahut dipanggil kurir pembawa paket, teman-temanya yang menerima paket itu.

Paket itu kemudian hendak diberikan kepada korban namun ketika ditemui di kamarnya, korban sudah dalam kondisi tidak bergerak.

Kapolsek Ngaliyan Kompol Umbar Wijaya saat dikonfirmasi awak media membenarkan terjadinya peristiwa tersebut. Ia mengungkapkan, saat korban didatangi para teman-temannya, untuk mengantarkan makanan,  kondisi tubuh korban juga sudah dingin.

“Para teman korban lalu menghubungi pemilik kos yang diteruskan ke pihak kami (Polsek Ngaliyan) terang Kapolsek.

Setelah menerima laporan, kata Kompol Umbar, petugas langsung menuju ke lokasi kejadian. Bersama petugas medis dan Tim Inafis dari Polrestabes Semarang, menggelar pemeriksaan medis terhadap jenazah korban.

“Hasil pemeriksaan tak ditemukan tanda-tanda kekerasan, sementara rapid tes hasilnya negatif,” paparnya.

“Kami langsung menghubungi keluarga korban di Bekasi. Keluarga korban menerima kejadian itu sebagai musibah yang dibuktikan melalui surat pernyataan.

Menurut keterangan dari pihak keluarga, ternyata korban memiliki riwayat epilepsi sehingga menolak mayat korban untuk diautopsi. “Iya ada riwayat sakit sehingga kami serahkan mayat korban kepada pihak keluarga untuk dimakamkan,” imbuh dia.