GROBOGAN.NEWS Umum Nasional

SBY Mengaku Malu dan Bersalah Pernah Percaya Moeldoko, Ini Pernyataan Lainnya soal KLB Demokrat

Susilo Bambang Yudhoyono. Foto: Instagram/pdemokrat

JAKARTA, GROBOGAN.NEWS Mantan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab disapa SBY, mengaku merasa malu dan bersalah karena pernah memberikan kepercayaan dan jabatan kepada Moeldoko.

Hal itu disampaikan SBY dalam konferensi pers menanggapi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat pada Jumat (5/3/2021) yang menunjuk Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai ketua umum.

Dalam kesempatan konferensi pers, ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu juga menyampaikan sejumlah pernyataan. Berikut beberapa poin pernyataan tersebut:

1. Partai Demokrat dan Bangsa Indonesia Berkabung
SBY mengatakan Partai Demokrat dan bangsa Indonesia berkabung atas terjadinya KLB di Deli Serdang yang disebutnya abal-abal, tidak sah, dan ilegal. Di sisi lain, dia menyebut saat ini keadilan, supremasi hukum, dan demokrasi sedang diuji.

“Partai Demokrat berkabung, sebenarnya bangsa Indonesia juga berkabung. Berkabung karena akal sehat telah mati,” ujar SBY.

2. Demokrat Sempat Dituding Mencari Sensasi
SBY mengatakan banyak tanggapan bernada miring ketika Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengumumkan tentang gerakan kudeta pada 1 Februari lalu serta mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo.

“Mereka mengatakan Demokrat hanya mencari sensasi, Demokrat hanya playing victim,” kata dia.

3. Malu dan Merasa Bersalah Pernah Beri Jabatan ke Moeldoko
SBY mengungkapkan kekecewaan mendalam kepada Moeldoko. Ia mengatakan banyak yang tercengang dan tak percaya Moeldoko tega bersekongkol dengan kader Demokrat melakukan kudeta di partainya.

SBY menilai Moeldoko telah melakukan perebutan kepemimpinan yang tak terpuji, jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral. Ia mengatakan perbuatan itu hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI.

“Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya,” kata SBY.

4. KLB Ilegal dan Tak Sesuai AD/ART
SBY juga menegaskan bahwa KLB Demokrat di Deli Serdang adalah ilegal. Dia menjelaskan, dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Demokrat mengatur bahwa KLB dapat diadakan atas permintaan Majelis Tinggi Partai atau sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah DPD dan setengah dari jumlah DPC, serta disetujui Ketua Majelis Tinggi Partai.

Selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY mengatakan pihaknya tak pernah mengusulkan KLB. Ia juga mengatakan tak ada satu pun DPD yang mengusulkan KLB. Sedangkan hanya 34 dari 514 DPC atau tujuh persen yang mengusulkan KLB, dari seharusnya minimal 50 persen.

Jika pun ada permintaan DPD dan DPC, kata dia, usulan itu harus mendapatkan persetujuan Ketua Majelis Tinggi Partai.

“Kesimpulan besarnya adalah, semua persyaratan untuk diselenggarakannya KLB ini gagal dipenuhi atau tidak dipenuhi, sehingga KLB ini benar-benar tidak sah dan ilegal,” kata SBY.

5. Sebut AD/ART Partai Telah Diakali
SBY menyebut ada akal-akalan dari pihak Moeldoko dan pelaksana KLB Deli Serdang untuk mengubah dan mengganti AD/ART.

Sebelum mengangkat Moeldoko menjadi ketua umum, kata dia, AD/ART Demokrat yang sah telah diubah dan diganti dengan AD/ART versi KLB Deli Serdang.

“Sehingga penobatan KSP Moeldoko dianggap sah. Pertanyaannya, apa bisa begitu?” kata Yudhoyono.

Mantan Ketua Umum Demokrat ini mengatakan perubahan AD/ART partai harus dilakukan dalam forum yang sah. Sedangkan KLB Deli Serdang disebutnya ilegal dan tidak sah karena tak memenuhi persyaratan yang diatur di AD/ART Demokrat yang telah disahkan Kementerian Hukum dan HAM.

Jika Moeldoko menganggap AD/ART versi Deli Serdang itu sah, Yudhoyono menilai mantan Panglima TNI itu salah besar dan tak paham UU Partai Politik.

6. Tak Menyangka Demokrat Diganggu
SBY mengatakan tak pernah menyangka partai yang dia gagas akan diganggu dan dirusak. Ia mengatakan peristiwa semacam ini tak pernah terjadi saat dirinya menjadi presiden selama dua periode. SBY juga mengaku tak pernah mengganggu dan merusak partai politik yang ada di Tanah Air.

“Saya benar-benar tidak menyangka karena sewaktu selama sepuluh tahun saya memimpin Indonesia dulu baik secara pribadi maupun Partai Demokrat yang saya bina tidak pernah mengganggu dan merusak partai lain, seperti yang kami alami saat ini,” ujarnya.

7. Yakin Jokowi Arif Sikapi KLB Demokrat
SBY mengatakan tetap percaya bahwa Presiden Joko Widodo dapat bersikap arif terkait hasil KLB Demokrat di Deli Serdang.

“Saya tetap percaya bahwa Bapak Presiden Jokowi memiliki integritas dan kearifan dalam menyikapi gerakan pendongkelan dan perebutan kepemimpinan Partai Demokrat yang sah ini,” kata dia.

SBY juga mengaku percaya negara dan pemerintah akan bertindak adil serta menegakkan pranata hukum yang berlaku.

8. Ajak Kader Perjuangkan Keadilan
SBY mengatakan ia memahami para kader Demokrat merasa marah, terhina, dan merasa diperlakukan sewenang-wenang karena gerakan pengambilalihan kepemimpinan lewat KLB Deli Serdang. Ia juga mengerti jajarannya merasa geram kepada kader yang berkhianat dengan iming-iming kedudukan, serta ingin membalas perbuatan mereka.

Namun, ia meminta para kadernya tetap bersabar, sembari berjuang mendapatkan keadilan. Dia mengajak mereka untuk semakin bersatu dan merapatkan barisan di bawah komando dan kepemimpinan AHY.

“Saya mengajak para kader untuk berjuang bersama, berjuang sampai keadilan benar-benar kita dapatkan di tanah Indonesia ini,” kata Yudhoyono.

www.tempo.co