SEMARANG, GROBOGAN.NEWS–Berbagai persiapan tahapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) secara langsung di Kota Semarang terus dimatangkan.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi melakukan tinjauan kesiapan pembelajaran tatap muka di SD Hj Isriati Baiturrahman.
Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Umum Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam (YPKPI) Masjid Raya Baiturrrahman Dr KH Ahmad Darodji MSi, Ketua Baznas Kota Semarang Arnaz Agung, dan Ketua Muallaf Center MUI Jateng KH Anasom.
‘’Anak-anak sudah kangen untuk belajar di sekolah ya?’’ tanya Hendi kepada sejumlah murid yang mulai hadir untuk melakukan uji coba pembelajaran tatap muka. Pertanyaan tersebut dijawab serempat oleh siswa – siswi yang hadir,’’Kangen Pak Wali’’.
Mereka tampak gembira menerima kehadiran Wali Kota Semarang tersebut. Apalagi telah selama setahun lebih anak-anak belajar menggunakan daring maupun luring dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Dalam kesempatan tersebut, Hendi menekankan agar para guru dan murid-murid terus melaksanakan protokol kesehatan dengan baik.
“Semangat belajar harus terus ditumbuhkan agar anak-anak tidak kendor belajar. Tetapi menjaga kesehatan juga harus dilakukan agar semuanya sehat dan selamat dari segala penyakit,” pesannya.
Sementara itu, Hendi juga menyambut baik digunakannya Genose sebagai alat deteksi COVID-19, dalam mendukung kegiatan pembelajaran tatap muka di SD Hj Isriati Baiturrahman. Dia pun kemudian juga mencoba secara langsung alat yang diperuntukan untuk para guru, murid, dan orang tua murid itu. Tak sampai tiga menit, hasil deteksi dari alat Genose tersebut dapat terbaca.
Pada bagian lain, Ketua Umum Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam (YPKPI) Masjid Raya Baiturrrahman Dr KH Ahmad Darodji MSi menjelaskan, saat ini Genose telah digunakan pada dua kampus sekolah Hj. Isriati, yaitu yang berada di kompleks Masjid Raya Baiturrahman Simpanglima, serta yang berada di Kompleks Islamic Center, Manyaran, Semarang.
Menurut Kiai Darodji, Genose sebagai alat dekteksi COVID-19 sudah teruji, dengan akurasi di atas 90 persen. Alat tersebut sudah dipakai di bandara dan stasiun kereta api.
‘’Kami sengaja mempersiapkannya untuk pelaksanaan belajar mengajar tatap muka secara langsung. Semua murid dan tenaga pengajar harus dites dulu menggunakan alat ini,’’ tutur Kiai Darodji.
Dengan digunakannya Genose, setidaknya menurut Kiai Darodji orang tua akan merasa aman dengan sarana dan prasarana protokol kesehatan yang tersedia dengan baik. Arya | Satria