SEMARANG, GROBOGAN.NEWS-Gerakan ‘Jateng Di Rumah Saja’ yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menuai dukungan banyak pihak. Gerakan tersebut dinilai sebagai bentuk ikhtiar bersama untuk memutus dan menekan penyebaran COVID-19.
Menurut Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Daroji, gerakan itu merupakan usaha positif dari Ganjar. Ia mengatakan usaha tersebut harus didukung oleh segenap elemen masyarakat Jawa Tengah.
“Usaha dari Pak Gubernur ini perlu didukung. Memang penyebaran sekarang ini karena kerumunan maka dengan usaha Pak Gubernur itu kerumunan akan bisa diatasi karena di luar hari itu orang-orang kerja. Masyarakat harus memahami maksud baik Pak Gubernur,” kata Ahmad Daroji, Rabu (3/2).
Dukungan lainnya juga disampaikan oleh Vikjen Keuskupan Agung Semarang (KAS), Romo YR Edy Purwanto Pr. Menurutnya, gerakan itu merupakan usaha bersama seluruh komponen masyarakat di Jawa Tengah dalam memutus transmisi dan menekan penyebaran COVID-19.
“Saya merasa ini penting untuk benar-benar ditanggapi dan dilaksanakan oleh masyarakat secara serius. Gereja sangat mendukung, Katolik sangat mendukung,” ujar Edy Purwanto.
Tidak hanya itu, dukungan gerakan ‘Jateng Di Rumah Saja’ juga mendapat respons positif dari tenaga kesehatan (nakes). Jika gerakan tersebut dimanfaatkan dengan betul maka akan terlihat efektivitasnya.
Hal tersebut disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Semarang, dr. Elang Sumambar yang setuju dengan gerakan ‘Jateng Di Rumah Saja’.
“Sebenarnya, kalau dua hari itu dimanfaatkan dengan benar untuk istirahat setelah sebelumnya bekerja, itu akan bagus dari sisi kesehatan. Dengan istirahat, akan membentuk antibody yang baik, sehingga pada esoknya akan kembali bugar,” ujar Elang.
Elang berharap masyarakat Jateng mendukung program tersebut dan dengan sadar melaksanakannya. Selain memutus penyebaran COVID-19, gerakan itu juga sebagai bentuk bantuan kepada nakes dalam melawan pandemi.
Senada dengan dr. Elang Sumambar, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah, Edi Wuryanto menilai gerakan tersebut penting sebagai upaya mengubah perilaku masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan.
“Ini langkah positif, ketika tidak banyak kerumunan, maka pasti akan efektif untuk menurunkan angka kasus positif COVID-19,” jelas Edi.
Sementara itu, terkait operasi yustisi masih diberlakukan peraturan yang sama. Hal itu ditegaskan Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi
“Kita TNI, Polri dan Satpol PP, yang tergabung dalam Satgas Yustisi mendasari Inpres (Instruksi Presiden) Nomor 6 Tahun 2020 dalam rangka peningkatan disiplin dan penegakan hukum itu kita melakukan peringatan dan penertiban di jalan-jalan, dengan imbauan, seperti itu,” ucap Luthfi. Satria