KUDUS, GROBOGAN.NEWS-Gelombang penularan virus corona atau covid-19 di Kabupaten Kudus masih terasa menggema. Jumlah kasus positif terinfeksi covid-19 masih terjadi penambahan setiap harinya.
Saat ini jumlah kasus covi-19 di Kudus menduduki posisi kedua teratas di Jawa Tengah. Jumlah secara keseluruhan kasus positif ternfekasi covid-19 saat ini mencapai 2.560 orang.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun dari data penyebaran Covid-19, corona.kuduskab sampai Senin siang sekira pukul 12.00 WIB, jumlah kasus aktif covid-19 ada sebanyak 231 kasus. Selanjutnya jumlah pasien covid-19 yang telah dinyatakan sembuh ada 2.047 kasus, lalu meninggal dunia ada 282 kasus terkonfirmasi positif covid-19. Jika keseluruhan ada sebanyak 2.560 kasus orang terkonfirmasi positif Corona.
Atas kondisi tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus, Dr. Hartopo mengingatkan kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Dia mengaku, masih menemukan adanya pelanggaran terhadap kegiatan yang mengundang kerumunan.
“Kami juga meminta pelaksanaan wisuda yang digelar sejumlah perguruan tinggi tetap memperhatikan protokol kesehatan. Di antaranya dengan menerapkan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan,” terang dia.
“Ada wisuda kemarin juga saya minta untuk dipantau agar sesuai protokol kesehatan,” ujar dia.
Selain itu, Hartopo juga meminta agar tidak menggunakan masker hanya sebagai formalitas semata.
Saat berada di lingkungan kerja sekalipun, dia meminta agar masker selalu digunakan meski berada di ruanga ber-AC.
“Nggak perlu matikan AC, terus membuka ventilasi ruangan. Yang penting masker selalu dipakai, jangan hanya formalitas saja biar tidak terkena droplet,” kata dia.
“Maka perlu diperhatikan, penting untuk mencegah penularan atau penyebaran Covid-19 untuk tetap waspada dan disiplin mematuhi berbagai ketentuan Pemerintah,” sambung dia.
Kendati demikian, jumlah angka kesembuhan tercatat mengalami peningkatan yang mencapai 41 kasus pada hari Selasa kemarin. Meskipun demikian, kata Hartopo Kudus masuk zona oranye. Hal tersebut karena angka kematian di Kudus yang terbilang rendah.
“Artinya resiko kematian rendah, sehingga zona kita oranye. Bukan merah,” ujar dia.
Hartopo juga menyampaikan, lonjakan kasus ini karena banyaknya hajatan pernikahan yang tidak menerapkan protokol kesehatan. Sebelumnya juga wisata setelah ada libur panjang akhir pekan.
“Ini mempunyai kiat sosialisasi melalui camat ke desa. Terkait monitoring penerapan protokol kesehatan. Karena ini Kudus ini orang hajatan, potensi terbesar ini adalah dari hajatan,” jelas Hartopo yang juga Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Kudus.
“Yang besar hajatan, wisata nomor dua lah. Yang saya anggap nomor satu adalah hajatan,” sambung dia.
Kedepan, pihaknya akan menindak tegas jika ada hajatan yang abai dengan protokol kesehatan. Satgas tidak main – main akan membubarkan hajatan yang melanggar protokol kesehatan.
Penting diketahui, sebaran kasus COVID-19 di Jawa Tengah menaik tajam. Bahkan terbanyak se-Indonesia per Senin (30/11). Adapaun sebaran kasus Corona palinga banyak Kota Semarang, Kudus, Kendal, Jepara, dan Kebumen. Nor Ahmad