GROBOGAN.NEWS Solo

Sragen Lepas Dari Zona Merah, Bupati Malah Heran dan Nyaris Tak Percaya

Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Foto/Wardoyo

SRAGEN, GROBOGAN.NEWS – Lepas dari status zona merah justru memunculkan pertanyaan dan keheranan bagi Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Bagaimana tidak, karena fakta di lapangan kasus positif Covid-19 masih banyak terjadi di Sragen dalam beberapa hari terakhir ini. Hal itu berbeda dengan data yang dirilis berdasarkan peta risiko Cobid-19 terbaru.

Bahkan, Bupati langsung menanyakan kajian epidemiologi mengapa Sragen yang belakangan menanjak kasus covid-19 justru tidak lagi masuk zona merah.

Menurutnya, jika kondisi penambahan kasus riil masih tinggi tapi tidak lagi masuk zona merah, maka hal itu masih menakutkan.

“Bukan berarti keluar dari zona merah tidak senang. Tapi kan kalau masih seperti ini ya menakutkan. Makanya itu saya mau tanya juga, itu kok bisa kita tidak zona merah ya? Saya mau tanya epidemoiloginya bagaimana,” ujar Yuni, saat ditemui wartawan di kompleks rumah dinasnya, Sragen, Sabtu (26/6/2021).

Sebelumnya, berdasarkan data peta risiko yang ditampilkan laman Satgas Covid-19, Kamis (24/6/2021) ada 20 daerah di Indonesia yang termasuk zona merah.

Kabupaten Sragen yang sebelumnya masuk zona merah, ternyata sudah tidak lagi termasuk dalam 20 daerah tersebut. Padahal selama tiga hari terakhir, Kamis (24/6/2021) sampai hari ini, kasus covid-19 meledak kembali.

Bahkan pada Jumat (25/6/2021) kemarin angka kasus baru mencatat rekor baru 202 kasus sehari dan lima meninggal dunia.

Bupati Yuni mengaku juga sudah menanyakan soal status Sragen keluar dari zona merah kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Namun pertanyaan yang ia layangkan via WA itu belum direspon Gubernur.

Karenanya, ia mengaku akan kembali membawa pertanyaan itu dalam rakor bersama Gubernur Jateng, Senin (28/6/2021) besok.

“Saya malah WA (WhatsApp) Pak Gub, ‘Pak kok bisa Sragen tidak zona merah?’, tapi belum dijawab. Barangkali nanti hari Senin rakor dengan Gubernur,” ujarnya.

Yuni menjelaskan bukan berarti tidak senang apabila Sragen keluar dari zona merah Covid-19. Akan tetapi fakta lonjakan kasus ditambah kajian epidemilogi yang dilakukan Pemkab Sragen, mencatat bahwa saat ini Sragen mestinya masih zona merah.

“Kalau kajian epidemiologi kami di Sragen masih (zona) merah. Tapi kalau di provinsi kok nggak, makanya saya juga nanya,” jelas Yuni.

Sementara, berdasarkan data di Satgas Covid-19 Sragen, hari ini Sabtu (26/6/2021), angka kasus covid-19 meroket dengan penambahan sebanyak 178 kasus positif dalam sehari.

Tambahan 178 kasus itu membuat jumlah kasus covid-19 Sragen hingga petang ini sudah mencapai 9.699.

Sampai hari ini jumlah korban meninggal tercatat sudah mencapai 597 orang.

Fakta itu terungkap dari data yang dilansir oleh situs resmi gugus tugas percepatan penanganan covid-19 Kabupaten Sragen, Sabtu (26/6/2021) petang.

Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto mengungkapkan ada tambahan kasus positif sebanyak 178 kasus.

Mereka tersebar di hampir sebagian besar kecamatan yang ada di Sragen.

“Ada tambahan 178 pasien positif hari ini. Klaster keluarga paling banyak,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (26/6/2021) petang.

Sementara sampai hari ini total kasus positif sudah mencapai 9.699 kasus. Rinciannya 1014 masih dirawat, 8193 pasien sembuh dan 492 meninggal dunia. Hingga kemarin, jumlah total warga yang meninggal sudah meroket mencapai 597 orang. Wardoyo

Berita ini sudah dimuat di https://joglosemarnews.com/2021/06/sragen-tak-lagi-masuk-zona-merah-bupati-yuni-malah-kaget-dan-terheran-heran-langsung-tanya-gubernur-kok-bisa-sragen-tidak-zona-merah/