GROBOGAN.NEWS Umum Pantura

Sistem Pendataan Dampak Covid-19 Dimaksimalkan, Para Admin Desa Ikuti Pelatihan

Para admin desa di Kabupaten Batang melaksanakan pelatihan yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batang. Ist

BATANG, GROBOGAN.NEWS-Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batang menggelar pelatihan para admin desa.

Pelatihan ini diselenggarakan untuk membantu pihak Rukun Warga (RW) memasukkan segala data yang dibutuhkan dalam menangani dampak pandemi Covid-19 ke aplikasi Jogo Tonggo, yang berisi bidang kesehatan, sosial, ekonomi, keamanan dan hiburan.

Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Diskominfo Batang, Puji Setyowati menyampaikan, para admin desa berperan penting untuk mempercepat pemasukan data dari tingkat RW.

“Program tersebut sudah digencarkan sejak tahun 2020, namun di tahun 2021 ditingkatkan perannya dengan merevisi namanya menjadi “New Jogo Tonggo”, agar penanganan dampak pandemi Covid-19 lebih maksimal,” terang Puji Setyowati saat ditemui di Kantor Diskominfo Kabupaten Batang, Senin (18/1), kemarin

Lebih lanjut, ia menjelaskan, salah satu tujuan dibuatnya aplikasi tersebut untuk mengetahui tingkat perkembangan penanganan Covid-19 yang ada di desa, terutama di tingkat RW.

“Diskominfo berupaya memfasilitasi akses untuk memasukkan data ke aplikasi Jogo Tonggo, termasuk mempermudah akses jaringan, apabila di suatu desa terdapat kendala internet,” ungkapnya.

Sementara. Relawan Jogo Tonggo Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Puput menerangkan, perwakilan admin desa memperoleh pelatihan langsung agar mengetahui cara cepat memasukkan poin utama data pada aplikasi Jogo Tonggo.

“Khusus data tentang kesehatan wajib diisi setiap hari agar selalu ada pembaruan, sedangkan jumlah rumah termasuk kondisional, jadi tidak perlu diisi setiap waktu,” tuturnya.

Ia menyarankan, dibentuk grup khusus para admin desa, sehingga memerlukan diskusi singkat bisa digunakan secara cepat.

“Cara ini sudah pernah saya praktikkan di Kecamatan Kandeman, Limpung, Banyuputih dan Subah. Sebagai percontohan Banyuputih dan Subah admin desanya bisa memasukkan data dengan Cepat, meskipun hanya memperoleh pelatihan dari WhattsApp,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Batang Mutmainah mengharapkan, melalui pelatihan langsung kepada para admin desa dapat memberikan percepatan segala pelaporan.

“Pelaporan yang perlu disampaikan setiap hari antara lain keadaan keamanan, sosial, hiburan dan kesehatan,” katanya.

Dalam aplikasi tersebut disertakan beberapa pernyataan penyerta yang penting seputar penyakit penyerta, sarana prasarana pendukung protokol kesehatan, kerumunan massa yang mungkin teejadi.

“Pertanyaan itu untuk memetakan kondisi desa, ketika ada masalah, siap atau tidak menanganinya. Sebab dalam pelaporan itu juga disertakan apakah terdapat lumbung pangan, ketersediaan warung sembako,” terangnya.

Kepala Seksi Pengelolaan Dana Pembangunan Desa, Dispermades Batang, Khaeron menambahkan, Dispermades hanya mengundang sejumlah perwakilan admin desa saja.

“Mereka bisa langsung menularkan ilmu yang didapat kepada admin desa setempat, jadi akan terjadi percepatan pemasukan data dari tingkat RW ke aplikasi Jogo Tonggo,” tandasnya. Frieda