MAGELANG, GROBOGAN.NEWS-Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus mengalami peningkatan.
Pemerintah Kabupaten Magelang melalui BPBD setempat bergerak cepat menggelar evakuasi warga yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi ke pengungsian atau Tempat Evakuasi Akhir (TEA).
Seperti warga Dusun Babadan 1 Desa Paten Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang kembali mengungsi, menyusul peningkatan aktivitas Gunung Merapi.
Proses evakuasi bagi 300 warga rentan, lansia, anak-anak dan ibu hamil ini dilakukan pada Selasa (5/1/2021) siang.
“Karena Merapi aktivitas semakin naik dengan signifikan sehingga masyarakat diharapkan kembali ke tempat pengungsian,” kata Camat Dukun, Amin Sudrajat.
Proses evakuasi melibatkan personel BPBD Kabupaten Magelang, TNI Polri, dan relawan. Setelah berada di titik kumpul, warga diangkut menggunakan puluhan kendaraan menuju Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Kantor Desa Banyurojo Mertoyudan.
Iring-iringan kendaraan pengungsi ini terdiri dari kendaraan truk TNI, ambulans, dan mobil relawan. Proses evakuasi berjalan lancar, tidak ada kepanikan warga saat mereka harus kembali ke lokasi pengungsian.
Dijelaskan Amin, warga sebelumnya sempat mengungsi di Banyurojo. Namun karena merasa jenuh mereka kemudian memilih pulang ke rumah.
“Sekitar dua minggu warga di rumah, pulang dari pengungsian Banyurojo,” ungkapnya.
Diungkapkan Amin, sesuai rekomendasi BPPTKG dalam status Siaga Merapi potensi bahaya berada di radius lima kilometer. Wilayah Kecamatan Dukun ada tiga desa yang terdiri dari sembilan dusun yang harus diungsikan.
Sedangkan Dusun Babadan 2, lanjut Amin, saat ini masih proses sosialisasi dan koordinasi. Desa Keningar juga diungsikan karena warganya merasa khawatir.
“Warga Desa Ngargomulyo sudah diungsikan lagi di Desa Tamanagung Muntilan. Satu dusun lagi (Babadan 2) masih musyawarah,” imbuhnya.
Sementara, salah satu warga Babadan 1, Nur Intan mengungkapkan saat ini mengungsi lagi karena rasa khawatir terhadap peningkatan aktivitas Gunung Merapi.
Ia mengungsi bersama orang tua dan kedua anaknya yang masih balita. Bahkan menurutnya, peningkatan Merapi itu juga sering terdengar suara gemuruh.
“Takut karena suara Merapi dan akan pulang ke pengungsian Banyurojo lagi,” ujar Nur seraya menata bekal keperluan selama mengungsi. F Lusi