GROBOGAN.NEWS Umum Pantura

Jelang Natal dan Tahun Baru, Stok Pangan di Kota Pekalongan Dipastikan Aman

Ilustrasi pedagang di Pasar Kota Pekalongan. Foto : Istimewa

PEKALONGAN, GROBOGAN.NEWS-Menjelang Natal dan Tahun Baru 2020, Pemerintah Kota Pekalongan memastikan ketersediaan dan pasokan pangan aman dan terkendali.

Kepala Bidang Perdagangan pada Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Sri Haryati, menyatakan, kebutuhan pangan tersedia di Kota Pekalongan dalam jumlah yang cukup serta dapat diakses oleh masyarakat.

“Distribusi pasokan sejumlah komoditas pangan di Kota Pekalongan selama musim hujan dan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), dipastikan aman dan lancar, tak dijumpai kendala berarti,” terang dia saat dikonfirmasi wartawan pada Sabtu (12/12).

Haryati juga memastikan, ketersediaan bahan pokok pangan di Kota Pekalongan masih tercukupi hingga akhir 2020. Sehingga masyarakat Kota Pekalongan tidak perlu khawatir.

Diakuinya, ada beberapa kebutuhan pangan yang mengalami kenaikan harga, seperti telur ayam, minyak goreng curah, daging ayam ras. Namun, kenaikannya masih terkendali.

“Minyak goreng curah dengan harga eceran tertinggi (HET), per 10 Desember 2020, sudah mencapai Rp14 ribu per liter. Daging ayam ras dibandingkan bulan November lalu Rp80 ribu per kilogram. Daging sapi masih stabil di harga Rp110 ribu per kilogram. Dan telur ayam Rp27 ribu per kilogram per hari ini, dibandingkan sebelum akhir November, yakni Rp22 rb per kilogram,” terang Haryati.

Ia menjelaskan, merujuk data Disdagkop dan UKM Kota Pekalongan, harga cabai merah di pasaran juga mengalami sedikit kenaikan yakni Rp52 ribu/kg, bawang merah Rp30 rb/kg, sementara bawang putih lokal 15 ribu/kg. Sedangkan harga beras, masih stabil Rp11 ribu/kg dan pasokannya pun tercukupi hingga empat bulan ke depan, sebanyak 244.750 ton yang dipasok dari sejumlah daerah di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur. Gula pasir masih stabil harganya di kisaran Rp12.500/kg.

Haryati mengaku, selain berpengaruh pada sembako, setiap kali musim hujan datang, juga mempengaruhi harga komoditas sayuran. Sebab, hasil panen biasanya menurun, sehingga stok barang juga berkurang dan ini berdampak pada kenaikan harga pangan di Kota Pekalongan. Belum lagi jika banyak tanaman yang gagal panen karena terendam banjir.

Menurutnya, lonjakan harga merupakan hal wajar saat musim penghujan, dan menjelang Nataru. Seperti halnya hukum ekonomi, lonjakan harga terjadi ketika permintaan pasar naik tajam. Pasalnya, banyak permintaan masyarakat yang ingin membuat kue dan berbagai hidangan lainnya, di malam Nataru.

“Harga sayuran yang sering naik saat musim hujan adalah cabai. Pada awal hujan ini saja, sudah ada kenaikan sedikit karena pasokan berkurang, tetapi kemudian kembali normal,” paparnya.

Dengan sedikit kelonjakan seperti itu, pihaknya belum perlu melaksanakan Operasi Pasar. Sebab fluktuasi harga masih dalam kategori normal dan dapat terbeli masyarakat. Pada saat yang sama, stok juga tersedia cukup atau aman.

Lonjakan harga kebutuhan pangan tersebut, juga dibenarkan oleh salah satu pedagang telur di Pasar Sorogenen Pekalongan, Nur. Dia menjelaskan, harga telur ayam di pasaran naik dari semula Rp23 ribu menjadi Rp27 ribu per kilogramnya. Kenaikan itu terjadi tiga hari yang lalu.

“Masih wajar dan lumrah karena memang biasanya menjelang Natal dan Tahun Baru, telur merupakan salah satu komoditas yang mengalami kenaikan. Alhamdulillah, daya beli masyarakat masih tinggi. Stok pun masih aman tercukupi,” tandas Nur. Frieda