SEMARANG, GROBOGAN.NEWS – Gelombang penularan virus corona atau covid-19 pada klaster sektor pendidikan kembali melonjak.
Di Kota Semarang, salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Semarang menjadi klaster penularan Covid-19 saat menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Sebanyak 179 siswa positif terinfeksi virus Corona dari hasil pemeriksaan swab polymerase chain reaction (PCR).
“Benar, mereka semua terpapar Covid-19 kategori orang tanpa gejala (OTG). Saat ini para siswa menjalani isolasi di kampus SMK Jateng,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, saat dikonfirmasi, kemarin.
Sementara itu, merespon kondisi tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui dari hasil tracking diketahui penularan awal terjadi pada tenaga pendidik.
“Saya belum dilapori data terakhir. Cuma dilapori di SMKN Jateng ada yang terpapar. Kemudian saya cek penularannya, ternyata dari gurunya. Saya minta semua siswa dites. Termasuk yang di Boyolali SMK Pradipta dan SMA Taruna Nusantara juga,” ujarnya.
Menurut Ganjar, munculnya sejumlah kasus pelajar yang terpapar Covid-19 itu menjadi peringatan agar semua tetap berhati-hati dan waspada.
Termasuk rencana penerapan PTM di bulan Januari 2021 mendatang. Sebab, sekolah yang menerapkan boarding school dengan pengawasan ketat saja masih ada potensi untuk penularan.
“Statement saya tidak akan berubah, semua akan bergantung pada kondisi. Bayangkan yang sudah kita siapkan saja, mereka berasrama, mereka tidak keluar saja bisa tertular. Penularan itu ternyata dari orang yang keluar-masuk. Maka kita memang hati-hati betul dan ke Januari itu buat saya harus hati-hati,” tegasnya.
Secara umum, simulasi PTM memang diberlakukan di sejumlah sekolah di Jawa Tengah. Misalnya di sejumlah SMAN di Jawa Tengah yang menggelar simulasi PTM sudah berhenti karena akan ada tes.
Simulasi tinggal menyisakan beberapa sekolah yang masuk kategori boarding school. Namun begitu ada informasi pelajar yang terpapar Covid-19 maka Ganjar meminta semua ditutup.
“Saya minta langsung tutup jika ada yang terpapar. Memang anak-anak ini OTG semua tetapi kita tidak berani untuk kemudian kita meneruskan kalau nanti tidak ada evaluasinya,” tutupnya. Kahlil Tama