PEKALONGAN, GROBOGAN.NEWS–Banjir selama dua pekan di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan belum kunjung surut.
Pihak Pemerintah Kabupaten Pekalongan pun telah mencari solusi terhadap masalah banjir yang menggenangi hampir seluruh Kecamatan Wonokerto, mulai dari Pesanggrahan hingga di wilayah Kelurahan Bener di Kecamatan Wiredesa, serta wilayah Depok Kecamatan Siwalan.
Solusi jangka pendek yang dilakukan untuk penanggulangan banjir yang ada di Kecamatan Wonokerto adalah dengan membuka pintu, memperlebar arus di muara Sungai Mrican.
Sedangkan untuk Kecamatan Tirto adalah dengan mengaktifkan pompa-pompa.
Hal ini disampaikan Bupati Pekalongan Asip Kholbihi saat kunjungan kerja tinjauan banjir, dapur umum dan tanggul, Sabtu (20/02) malam lalu di Wonokerto.
“Setelah ketinggian air di desa-desa sekitar sungai Mrican ini debitnya sudah tinggi,tadi sore langsung kita koordinasi dengan BPWS agar muara sungai mrican diperlebar karena kita tahu bahwa di Sungai Mrican sedang ada pengerjaan pintu, buka tutup pintu untuk mengatasi persoalan rob,” ungkap Bupati.
Ketika pintu menggenangi seluruh wilayah hampir se-Kecamatan Wonokerto, maka pekerjaan-pekerjaan pendahuluan untuk pembuatan pintu terpaksa dibenahi lagi yaitu dengan cara sementara merobohkan bangunan-bangunan yang sudah terpasang, namun khusus di muara pintu sungai Mrican.
Dengan demikian, menurut Bupati kalau malam ini bisa dibuka, genangan air yang ada di kecamatan Wonokerto diharapkan segera bisa surut.
Selanjutnya Bupati berpesan kepada warga untuk bersabar karena pemerintah sudah punya solusi jangka pendek untuk mengatasi banjir yang disebabkan curah hujan tinggi yang ada di sekitar Kecamatan Wonokerto, Siwalan ,Wiradesa dan Tirto.
Khusus kecamatanTirto, Bupati Asip mengatakan treatmentnya lain, antara lain dengan mengaktifkan pompa-pompa.
“Nanti hari senin pompa-pompa baru akan kita pasang. Dipompa ke sungai Meduri karena ini semua masih dalam tahap penataan, baik sungai Meduri maupun sungai Mrican,”terangnya.
Terkait jumlah pengungsi yang sampai hari ini mencapai 3500 di hampir 22 titik pengungsian, Bupati menyatakan bahwa tanggap darurat diperpanjang.
Selain itu pihaknya telah mengecek dapur-dapur umum yang secara umum logistiknya terpenuhi serta tenaga relawan juga tercukupi.
“Berikutnya kita cek bagaimana cara mencari solusi karena banyak pertanyaan dari masyarakat, bagaimana solusi pemerintah untuk mengatasi banjir dalam kondisi darurat ini,” jelas dia.
“Salah satunya adalah dengan membuka pintu Sungai Mrican. Kemudian yang daerah Tirto, dengan mengaktifkan pompa,”lanjutnya.
Selain solusi jangka pendek, Bupati juga memastikan pihaknya telah menyiapkan solusi jangka menengah dan jangka panjang. Menurutnya pemerintah harus bergerak cepat supaya warga jangan terlalu lama menderita banjir yang menurut BMKG curah hujannya masih cukup tinggi.
Dalam kesempatan itu Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh aparatur pemerintah baik kabupaten, kecamatan dan desa yang sudah bergerak, bahu membahu dibantu TNI Polri dan para relawan. Juga donasi dari masyarakat yang juga luar biasa. Frieda