BATANG, GROBOGAN.NEWS-Direktorat Pengolahan Bina Mutu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, memberikan bantuan stimulus kepada sejumlah Kelompok Pengolah dan Pemasar Ikan (Poklasar) Kabupaten Batang yang saat ini terdampak langsung pandemi Covid-19.
Masing-masing Poklasar memperoleh bantuan berupa, chest freezer satu unit, coldbox delapan buah, keranjang plastik berlubang delapan buah, keranjang plastik tanpa lubang delapan buah, kompor gas satu tungku sebanyak dua unit, tabung gas 12 kg dua buah, dua paket pisau, panci pemindangan dua buah dan telenan dua buah.
“Pemerintah Kabupaten Batang mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, yang sudah menyerahkan bantuan kepada Poklasar senilai Rp350 juta ini,” kata Wakil Bupati Batang Suyono saat menyerahkan bantuan kepada perwakilan dari tujuh Poklasar, di Pendopo Kelurahan Karangasem Utara, Kabupaten Batang, belum lama ini.
Lebih lanjut dia menerangkan, bantuan tersebut merupakan penyangga bagi para pengolah ikan yang terdampak pandemi. Suyono meyakini, bantuan ini sangat bermanfaat dan berarti bagi Poklasar di Kabupaten Batang.
“Insya Allah dengan bantuan peralatan ini, akan lebih memacu dan memberikan semangat, dalam mencari hasil tangkapan. Untuk kemudian diolah serta dipasarkan ke sekitar wilayah Kabupaten Batang, Pekalongan, Kendal dan Pemalang,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislutkannak) Sugiatmo, menyampaikan rasa optimisme dengan diberikannya bantuan dari KKP RI ini, kepada tujuh Poklasar, yang setiap kelompoknya, beranggotakan 10 orang.
Menurut Sugiatmo, mereka akan mampu memasarkan berbagai produk olahan ikan secara maksimal, hasilnya pun akan berdampak positif untuk kesejahteraan anggota Poklasar.
Ia juga mengungkapkan, menjelang akhir tahun, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari hasil para nelayan hampir mendekati Rp3,5 miliar dari yang ditargetkan Rp4 miliar lebih.
Pihaknya menyampaikan, sebenarnya yang harus dicapai lagi berkisar 15%. Namun melihat dampak pandemi, ditambah cuaca dan gelombang di laut yang kurang kondusif, serta harga yang cenderung turun, maka dirinya mengembalikan semua kepada alam.
“Hal itu dikarenakan, PT. Surimi sebagai perusahaan pengolahan ikan, saat ini mengurangi proses produksinya. Di satu sisi produk berlimpah, namun di sisi lain penerimaan berkurang. Sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan harga,” bebernya.
Salah satu anggota Poklasar, Warcendet warga Dukuh Sulur mengutarakan, nantinya bantuan dari KKP RI akan dimanfaatkan seluruh anggota Poklasar miliknya, untuk meningkatkan produksi dan pengolahan ikan hasil tangkapan para nelayan, di lautan pantura.
“Pendapatan kami, ya berkurang, selama ada corona. Seharusnya, jika kondisi normal dan tidak ada pandemi, kami dapat menghasilkan produk ikan hingga 500 potong. Tetapi sekarang hanya 300 potong,” tuturnya.
Ia juga menambahkan, pembeli pun tidak sebanyak dulu. Jumlah ikan berlimpah, namun tidak laku dijual.
“Biasanya, kami membeli dari nelayan seharga Rp18.000, sekarang hanya Rp10.000 per kilogram. Dan ketika dijual dalam bentuk potongan antara Rp1.500 hingga Rp5.000,” tandasnya. Frieda