GROBOGAN.NEWS Umum Magelang

42 Pelari Elite Ikuti Event Borobudur Marathon 202, Odekta Naibaho dan Agus Prayogo Rebut Juara

Menpora Zainudin Amali  dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat melepas pelari dalam Event Borobudur Marathon 2021 yang diikuti 42 pelari elite di komplek Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Magelang, Sabtu (27/11). Pelari elite putra dilepas oleh Menpora Zainudin Amali pada pukul 05.00 WIB, sedangkan pelari elite putri dilepas 15 menit setelahnya oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Foto : Ist

MAGELANG, GROBOGAN.NEWS-Event Borobudur Marathon 2021 yang diikuti 42 pelari elite di komplek Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Magelang, Sabtu (27/11).

Dalam pelaksanaannya menerapkan disiplin protokol kesehatan secara ketat.

Sebanyak 42 pelari elite nasional, berlaga dalam event bergengsi Borobudur Marathon 2021, untuk kategori Elite Race.

Pelari elite putra dilepas oleh Menpora Zainudin Amali pada pukul 05.00 WIB, sedangkan pelari elite putri dilepas 15 menit setelahnya oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Borobudur Marathon 2021 dilaksanakan berbeda dengan sebelumnya karena rute lari berada di komplek Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB). Hal itu dilakukan mengingat saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19.

Panitia bahkan menerapkan aturan ketat, seluruh peserta harus diuji swab terlebih dahulu. Mereka yang mengikuti juga merupakan hasil dari seleksi dari PASI. Sebelum berlaga, mereka juga harus menjalani karantina terlebih dahulu di sebuah hotel di Magelang.

Seperti sudah diprediksi, Agus Prayogo dan Odekta Naibaho berhasil membawa pulang medali emas, setelah gelar male winner and female winner dalam ajang bergengsi Borobudur Marathon Elite Race 2021 berhasil diraih.

Agus berhasil menyelesaikan lari 42 km dengan durasi waktu 02.31.21, sedangkan Odekta dengan durasi 03.02.48.

Catatan waktu yang diraih Agus lebih baik dibanding saat ia mengikuti ajang Marathon di PON Papua dengan tatatan waktu 02.33 menit. Itu berarti Agus berhasil memecahkan rekornya sendiri.

Agus yang memiliki darah Magelang ini juga pernah meraih emas dalam Borobudur Marathon. Hanya saja dalam kategori Half Marathon.

Borobudur Marathon yang digelar di taman Lumbini komplek Taman Wisata Candi Borobudur Magelang, Sabtu (27/11) ini, juga mencatat Muhammad Ady Saputro di urutan kedua dengan catatan waktu 02.35.30, dan di urutan ketiga Iqbal Saputro (02.38.30).

Sementara itu, di kelas marathon putri, Odekta Naibaho menjadi juara dengan mencatat waktu 3.02.48, kemudian dususul pelari Pretty Sihite dengan catatan waktu 03.18.59 dan  ketiga Irma Handayani yang menghabiskan waktu 03.19.13.

Para pelari bersemangat mengikuti ajang di tengah pandemi Covid-19, meski saat itu hujan gerimis mengguyur kawasan ini.

Sementara dalam konferensi pers, Agus Prayogo mengakui untuk pertama kalinya ia mendapat medali emas untuk kategori Elite Race.

“Sebelumnya saya pernah mendapat emas namun untuk  kategori half maraton,” ungkapnya.

Ia mengaku beruntung karena cuaca tidak begitu panas, justru cenderung mendung dan ada hujan gerimis.

Situasinya cukup mendukung. Hal itu membuat catatan waktu saya sedikit lebih baik dibanding saat PON Papua beberapa waktu lalu,” ujar Agus.

Ia juga mengaku Borobudur Marathon kali inii berbeda dibanding saat sebelum pandemi. Karena hanya dilaksanakan di dalam komplek candi atau dengan sistem looping.

Sedangkan Borobudur Marathon sebelum pandemi dilaksanakan baik di dalam maupun di luar komplek, menyusuri pedesaan dengan pemandangan indah, dan disambut dengan keramahan warga setempat.

Sebelumnya diberitakan, Borobudur Marathon  Event Borobudur Marathon 2021 yang diikuti 42 pelari elite di komplek Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Magelang, Sabtu (27/11), menjadi ajang pemanasan untuk gelaran event serupa tahun depan.

Diharapkan tahun depan Covid-19 sudah semakin landai dan masyarakat yang divaksinasi sudah lebih banyak.

“Jadi saya berharap tahun depan Borobudur Marathon bisa lebih ramai, diikuti banyak orang,” kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat Borobudur Marathoon di komplek Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Sabtu (27/11).

Ganjar mengaku senang karena tahun ini Barobudur Marathon bisa kembali digelar.

“Kita mencoba cari jalan keluar, untuk menjaga marwah Borobudur Marathon. Alhamdulillah meski pandemi, tahun lalu event ini tetap digelar dan tahun ini juga bisa terlaksana meskipun yang lari hanya elite dan terbatas, yang lainnya secara virtual,” kata Ganjar.

Ajang Borobudur Marathon, lanjut Ganjar, tidak hanya untuk sport and tourism. Lebih dari itu, ajang tersebut juga diyakini bisa menjadi pendongkrak ekonomi masyarakat khususnya Magelang.

“Perekonomian pasti meningkat, namun karena ini masih terbatas, pasti tidak sebagus yang dulu. Tapi kami dari Pemprov tetap menjaga, kita coba memberikan stimulan-stimulan agar ekonomi bisa jalan,” terangnya.

Selain melepas para pelari, Ganjar memberikan semangat pada para peserta. Ia akan menambah hadiah Rp20 juta untuk masing-masing kategori jika ada yang berhasil memecahkan rekor sebelumnya.

Tak mau kalah dengan Ganjar, Menpora, Dirut Bank Jateng, Supriyatno, panitia Budiman Tanurejdo, ketua yayasan Borobudur Marathon, Liem Chi An dan istri Ganjar, Siti Atikoh juga memberikan tambahan hadiah. Total tambahan hadiah dari mereka untuk peserta sebesar Rp85 juta.

“Biar semangat dan tambah motivasinya. Kita buktikan, bahwa kita bisa menggelar event besar ini meski di tengah pandemi,” imbuh Liem Chie An.

Senada dengan Gubernur, Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang Slamet Husein mengatakan, ajang Borobudur Marathon berdampak pada peningkatan sektor ekonomi terutama di seputar Candi Borobudur.

Hotel, homestay dan kulinernya banyak yang laku. Banyak keluarga dari atlet yang juga ikut menginap di sini,” kata Husein.

Di sisi lain, Borobudur Marathon juga menjadi ajang promosi bagi daya tarik wisata di wilayah Kabupaten Magelang. Para atlet dijadwalkan mengunjungi beberapa daya tarik wisata dan ini menjadi kesempatan emas bagi pengelola untuk berpromosi.

Inilah yang dinamakan sport tourism, lewat olahraga sekaligus bisa berwisata,” katanya.

Husein berharap, akan ada event besar semacam Borobudur Marathon, seperti event pariwisata, seni maupun budaya.RIS I F. Lusi