KUDUS, GROBOGAN.NEWS-Program inovatif dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Loekmono Hadi Kabupaten Kudus segera terealisasi. Dalam waktu dekat, pihak RSUD dr. Loekmonohadi bakal segera memiliki alat transcortical magnetic stimulation (TMS).
Informasi dihimpun, alat kesehatan yang dianggarkan dari alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2021 itu dinilai mampu membantu warga masyarakat yang mengalami kelainan neurologis.
Menurut Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kudus, dr Noor Hadi, alat kesehatan itu berguna untuk mendeteksi kelainan neurologis pasien, misalnya gejala stroke. Selain untuk mendeteksi kelainan syaraf, alat kesehatan tersebut juga bisa dipakai sebagai terapi.
Selama ini banyak pasien yang mengalami gejala stroke, tidak bisa mendapatkan pelayanan di RSUD Kudus karena keterbatasan fasilitas.
Sehingga, setiap ada pasien yang mengalami gejala tersebut dan memerlukan bantuan terpaksa dirujuk ke RSUP Dr Kariadi Semarang.
“Jadi selama ini kalau ada pasien yang punya masalah syaraf kami rujuknya ke Semarang. Karena di Jawa Tengah hanya ada satu di sana,” ucap dia.
Dengan rencana pengadaan alat kesehatan yang pagu anggarannya mencapai Rp 20 miliar tersebut.
Pihaknya mengharapkan, warga masyarakat khususnya di wilayah eks karesidenan Pati tidak perlu menempuh perjalanan jauh sampai ke Kota Semarang.
”Selama ini kasus neurologis itu banyak dan tidak ada solusinya, makanya dengan adanya alat itu di sini akan sangat membantu masyarakat,” ucap dia.
Rencananya akan ada enam penyedia yang akan melakukan presentasi mengenai alat kesehatan tersebut pada hari Kamis (28/10/2021) mendatang.
Pihaknya akan menyesuaikan alat yang akan dibeli itu sesuai kebutuhan dan dijamin layanan after sales.
“Jangan alatnya bisa dibeli, tapi sparepartnya tidak ada kan repot. Terus disesuaikan dengan tenaga SDM yang menguasai, jangan sampai menjadi barang mangkrak,” kata dia.
Menurut dia, rumah sakit plat merah itu sudah memiliki sumber daya manusia mumpuni untuk mengontrol peralatan kesehatan tersebut.
“Dokter syaraf kami punya dua orang, radiologi dua orang, dan ada lagi fisioterapi yang siap nanti mengoperasikan alat tersebut,” ujar dia.
Alat kesehatan itu rencananya akan disimpan di ruangan Poliklinik Syaraf 2.
Bentuk alatnya menyerupai kursi yang secara otomatis dapat mendeteksi kerusakan syaraf.
Setelah mempunya alat tersebut, pihaknya juga akan mengusulkan agar peserta BPJS Kesehatan bisa memanfaatkannya.
“Alat ini kami beli dulu, setelah itu akan kami usulkan kemudian agar peserta BPJS Kesehatan bisa memanfaatkannya,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Kudus, Eko Djumartono menyebutkan pembahasan perubahan RAPBD 2021 untuk alokasi DBHCHT sebesar Rp 225,2 miliar.
RSUD Kudus mendapatkan alokasi Rp 27,7 miliar untuk pengadaan alat kesehatan atau alat penunjang medik fasilitas pelayanan kesehatan.
Kemudian dialokasikan sebesar Rp 322 juta untuk pembangunan rumah sakit beserta sarana dan prasarana pendukungnya.
“Total anggaran yang dialokasikan untuk RSUD Kudus dari DBHCHT sebesar Rp 28 miliar,” ucap dia.