GROBOGAN.NEWS Solo

Pelaksanaan PTM Tak Timbulkan Klaster, Gibran Apresiasi Seluruh Pihak Tegakan Kedisiplinan Prokes

Ilustrasi Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka saat memimpin rapat koordinasi dengan jajaran pejabat Pemkot Surakarta. Ist

SOLO, GROBOGAN.NEWS-Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas telah dilangsungkan di Kota Solo. Meskipun sudah bisa melakukan pembelajaran offline, masyarakat tetap perlu waspada.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyatakan, kedisiplinan pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) dalam pelaksanaan PTM di wilayahnya dinilai telah berjalan dengan baik.

Menurut Gibran, saat ini institusi pendidikan yang menyelenggarakan PTM telah menyediakan cairan disinfektan, sabun cuci tangan, air bersih, handsanitizer, masker, dan atau masker tembus pandang cadangan, thermogun (pengukur suhu tubuh tembak).

Hal itu diungkapkanya, saat beberapa kali meninjau langsung pelaksanaan PTM di sejumlah sekolah di Kota Solo.

“Ya, saat beberapa kali meninjau proses PTM di sejumlah sekolah, protokol kesehatan dijalankan dengan disiplin,” terang Gibran kepada para awak media, kemarin.

Gibran juga menyatakan bukti pelaksanaan PTM telah berjalan baik tidak ditemukannya klaster penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.

Menurut Gibran, saat ini para siswa SD sudah terbiasa mengenakan masker saat belajar di kelas. Sama halnya, saat melaksanakan aktifitas olahraga hingga menyanyi telah terbiasa mengenakan masker.

“Bagus, saya kira anak-anak sudah mulai terbiasa ( mengenakan masker dan disiplin prokes) saat melaksanakan PTM di sekolah,” terang Gibran.

Di sisi lain, Gibran pun telah memberikan apresiasi kepada para orang tua murid, guru dan pastinya siswa dalam menegakan kedisiplinan protokol kesehatan.

“Semuanya luar biasa sekali. Saya sangat mengapresiasi siswa, guru, para orang tua murid, dan seluruh pihak terkait,” tandas Gibran.

Gibran juga menegaskan, saat ini Pemkot Solo telah memastikan kesiapan untuk memperpanjang masa PTM.

“Pemkot Solo siap melaksanakan perpanjangan PTM. Selama pelaksanaan di sekolah tidak ditemukan klaster baru penyebaran Covid-19.,” ujarnya.

Lebih lanjut, Gibran melanjutkan, PTM memang dilakukan secara bertahap dan tidak bisa dipaksakan.

Di sisi lain, menurut Gibran kehadiran siswa ke sekolah tergantung izin dari orang tua masing-masing.

“Saya tegaskan sekali lagi, pelaksanaan  PTM kan tidak bisa dipaksakan,” terang Gibran.

“Jika orang tuanya belum yakin, silakan mengikuti pelajaran melalui PJJ. Enggak masalah. Enggak ada yang kita paksa,” sambug dia.

Gibran juga mengungkapkan, saat ini belum semua sekolah menyelenggarakan PTM. Masih ada sekolah yang melakukan pembelajaran jarak jauh atau PJJ. Di lain pihak, kendala lainnya ditengarai masih ada orang tua siswa yang belum mengizinkan anaknya datang ke sekolah.

Di sisi lain, Gibran menyebutkan, ada sekolah yang muridnya masih sedikit saat PTM.

“Tentu ada satu-dua. Yang SD misalnya di bawah 12 tahun kan belum bisa divaksin. Pasti ada-lah orang tua murid yang belum yakin. Dan enggak kita paksa. Tetep bisa sekolah melalui daring,” imbuh dia.

Sekedar diketahui, berdasarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Nomor 067/3272 tentang PPKM Level 2, disebutkan, pembelajaran tatap muka terbatas dilaksanakan dengan kapasitas maksimal 50 persen.

Kecuali, sekolah luar biasa di semua tingkatan maksimal 62-100 persen dengan menjaga jarak minimal 1,5 meter dan maksimal lima siswa per kelas.

Kemudian, kapasitas PTM untuk perguruan tinggi maksimal 50 persen diperuntukkan bagi dosen dan mahasiswa yang sudah divaksin dua dosis.

Sedangkan, PAUD/TK maksimal 33 persen dengan menjaga jarak 1,5 meter dan maksimal lima siswa per kelas. Satria