GROBOGAN.NEWS Semarang

Inilah Makna Penting saat Wagub Jateng Gus Yasin Maimoen Berikan Pecinya ke Seorang Santri di Kendal. Kumandangkan Semangat Belajar Para Santri

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat memberikan peci yang dikenakannya kepada salah seorang santri di Ponpes Tahaffudhul Qur'an Miftahul Huda, Kaliwungu, Kendal. Ist

KENDAL, GROBOGAN.NEWS-Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, kembali mengumandangkan semangat kepada para santri agar serius dan tekun belajar Qur’an selama di pondok pesantren.

Ada hal yang menarik saat Gus Yasin Maimoen mengunjungi Ponpes Tahaffudhul Qur’an Miftahul Huda, Kaliwungu, Kendal.

Untuk memberikan semangat para santri, Gus Yasin memberikan peci miliknya kepada Muhammad Rafi Abdillah Thauza, salah satu santri di ponpes tersebut

Kepada Rafi, Taj Yasin bertanya apakah sudah menghafal Qur’an atau baru binnadhor (metode membaca). Rafi menjawab jika dirinya sudah selesai binnadhor. Kemudian, Taj Yasin kembali menanyakan apakah Rafi sudah mencicil hafalan Qur’an.

“Lagi binnadhor udah, kok cepat? Wes ngapalno (Quran) durung? Wes nyelengi? Nyelengi pinten? (Sudah menghafalkan belum? Sudah nyicil? Nyicil berapa?),” Tanya Taj Yasin, usai memberikan sambutan pada acara Khotmil Quran Ke-31 dan Haul ke-44 KH. Ahmad Badawi Abdurrosyid di Ponpes Tahaffudhul Qur’an Miftahul Huda, Kaliwungu, Sabtu (02/09/2021) lalu.

Rafi menjawab kalau dirinya baru mencicil satu juz Quran. Kemudian disambung pertanyaan oleh Taj Yasin, mengenai target Rafi bisa segera khatam menghafal Quran.

“Pengen cepet (ingin cepat),” jawab Rafi.

Setelah berbincang sebentar, Taj Yasin kemudian memberikan pecinya kepada Rafi. Dia berpesan agar peci tersebut dikenakan untuk beribadah dan saat menghafal Quran.

“Iki, dinggo ngapalno yo (Ini dipakai untuk menghafalkan ya),” kata Taj Yasin.

Sementara dalam sambutannya saat acara, Taj Yasin berpesan kepada para orangtua agar ikhlas dan ridha anaknya menghafalkan Al Quran. Dia ingin agar santri tidak merasa terbebani saat belajar, apabila orang tua bisa ikhlas.

“Relakan, ojo digegeri terus. Takon wes apal piri, ndang cepet, ndang cepet. Niku karepe wong tuwo ngoten niku, mboten (relakan, jangan digegeri terus. Tanya sudah hafal berapa, cepat, cepat. Itu keinginannya orang tua, jangan),” tandasnya.
Lebih jauh, kepada para santri yang sudah khatam dan menghafal Quran agar bisa menerapkan dan mengaplikasikan di dalam masyarakat.

“Kalau ada yang butuh bantuan (bacaan Quran) daftar saja, yang ikhlas, Jangan mikir ini itu,” katanya. Satria Utama