SEMARANG, GROBOGAN.NEWS-Menjelang hari raya Idul Adha 1442 H, masyarakat Muslim kembali diingatkan agar mematuhi protokol kesehatan.
Diharapkan pada perayaan Idul Adha tahun ini tidak menjadi klaster baru penularan covid-19. Penerapan protokol kesehatan pun mutlak dipatuhi saat melaksanakan salat id.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun telah menyerukan umat agama di Jateng agar beribadah dari rumah, selama PPKM Darurat (3-20 Juli 2021). Hal itu termasuk pelaksanaan salat id saat hari raya Idul Adha.
Hal itu dikatakan Ganjar, seusai memimpin rapat penanganan Covid-19, di ruang rapat Gedung A Lantai 2 Kantor Gubernur, Senin (5/7/2021).
Menurutnya, sudah menjadi kesepakatan agar kegiatan peribadatan secara berjemaah ditiadakan sementara waktu. Gantinya, masyarakat tetap bisa beribadah di rumah masing-masing.
“Kanwil Kemenag tadi sudah menyampaikan, agar semua ibadah di rumah. (Salat) Iduladha juga di rumah,” ujar Ganjar.
Menurutnya, langkah itu dilakukan, agar kegiatan religius tetap berjalan, tetapi meniadakan kerumunan. Sebab dikhawatirkan, kerumunan berpotensi menyebarkan virus Corona.
Ganjar menyebut, kegiatan azan, mengaji dan beristigasah atau berdoa bersama, tetap bisa dilakukan. Namun, caranya yang dimodifikasi.
“Tapi saya izinkan takmir tetap di masjid, tetap ngresiki (membersihkan) masjid. Kalau bisa antara maghrib sampai isya, silakan istigasah dipimpin oleh takmir masjid sendirian. Yang lain tetap di rumah. Tadi Pak Wagub (Taj Yasin) juga usul, untuk ahlil dipimpin dan diumumkan, sehingga tidak harus berkerumun. Semua bisa berada di rumah masing-masing,” sebutnya.
Doa bersama, atau istigasah dengan cara diumumkan lewat pelantang, menurutnya akan memperkuat batin umat Islam khususnya, dalam menghadapi cobaan berupa Covid-19.
Gagasan Ganjar ini, juga didukung oleh wakilnya Taj Yasin Maimoen. Menurut Gus Yasin, sapaan akrab Wagub, tingginya angka penularan Covid-19 di Jawa Tengah, juga telah disadari oleh tokoh-tokoh agama Islam.
Ia menyampaikan, perlunya komunikasi intens para bupati atau wali kota dengan tokoh agama. Oleh karenanya, Gus Yasin meminta agar para pemimpin menjalin komunikasi.
“Saya apresiasi dan setuju masjid atau musala untuk laksanakan istigasah. Apalagi kalau mau lakukan tahlil, yang biasanya dilakukan warga nahdliyin. Silakan tahlil dikoordinasikan oleh kepala desa atau modin. Disiarkan dan ikuti dari rumah masing-masing,” ucap Yasin, melalui sambungan konferensi video.RIS