GROBOGAN.NEWS Umum Nasional

Harmoko, eks Menteri Penerangan era Soeharto Wafat. Airlangga Tegaskan Harmoko Panutan bagi Kader Golkar

Airlangga Hartarto / Istimewa

JAKARTA, GROBOGAN.NEWS-Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Harmoko, eks Menteri Penerangan era Soeharto.

Sebagaimana diberitakan, Harmoko bin Asmoprawiro meninggal pada Minggu (4/7/2021) pukul 20.22 WIB setelah menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

“Saya atas nama Ketua Umum Partai Golkar dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan duka mendalam dan rasa kehilangan atas wafatnya kader terbaik Golkar dan Indonesia, Bapak Harmoko bin Asmoprawiro,” tutur Airlangga, Minggu (4/7/2021).

Melalui rilisnya ke Joglosemarnews, Airlangga menyatakan bahwa Harmoko adalah panutan bagi seluruh kader partai berlambang pohon beringin tersebut.

Dia menjelaskan, pengabdian paling besar Harmoko bagi Indonesia dilakukan saat almarhum menduduki jabatan Menteri Penerangan di era Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Selama 14 tahun menjabat sebagai Menteri Penerangan, Harmoko adalah sosok di balik gerakan Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pirsawan (Kelompencapir) yang cukup melegenda pada saat itu.

Gagasan tersebut, demikian Airlangga, yang sekarang menjelma dan dilakukan di hampir seluruh institusi, melalui peran kehumasan dan juru bicara pemerintah.

Menurut Airlangga, saat itu, ide Harmoko tersebut digunakan untuk menyampaikan informasi dan pencapaian kerja pemerintah kepada rakyat. Ketika itu, Harmoko juga melakukan kegiatan Safari Ramadhan ke daerah dan pedesaan.

“Ini merupakan perubahan paradigma komunikasi publik yang sangat berarti,” papar Airlangga.

Terlebih dengan latar belakang kewartawanannya, Haramoko mampu memanfaatkan keluasan wawasan dan kemampuan berinteraksi dengan banyak kalangan, sehingga pola komunikasi politik pun menjadi cair, sederhana dan tidak lagi sekaku masa-masa sebelumnya.

Pada era kepemimpinan Harmoko saat menjadi Ketua DPR/MPR jugalah, transisi kepemimpinan nasional terjadi dari Orde Baru memasuki orde reformasi.

“Kepemimpinan beliau di masa transisi reformasi sungguh berat dan penuh tantangan. Itu merupakan ujian berat seorang pemimpin partai besar, namun dengan segala dinamikanya berhasil dilalui,” ujar Airlangga.

Pernah pula Harmoko menjabat sebagai Ketua Umum Golkar pada periode 1993-1998. Pencapaian karier politik sosok kelahiran Nganjuk, 7 Februari 1939 tersebut menjadi panutan kader Golkar.

Salah satu peran Harmoko ketika itu adalah masuknya aktivis yang direkrut menjadi tulang punggung partai.

“Itu adalah jejak sejarah beliau yang perlu diteladani, dan saya pribadi mengapresiasi langkah-langkah tersebut,” tegas Airlangga.

Mewakili pihak keluarga, Airlangga yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu menyampaikan doa dan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia.

“Semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan diberi tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin,” pungkas Airlangga. Suhamdani