SRAGEN, GROBOGAN.NEWS – Hasil otopsi terhadap jenazah Yulius Panon Pratomo (44), komposer musik rohani asal DIY yang ditemukan mengapung di Sungai Bengawan Solo wilayah Desa Sidodadi, Kecamatan Masaran, Sragen, Senin (24/5/2021), akhirnya terkuak.
Polres Sragen akhirnya menyampaikan hasil otopsi terhadap jenazah korban.
Hasil otopsi yang dirilis dari pihak RSUD dr Moewardi Solo menunjukkan tidak ada tanda kekerasan pada jenazah seniman komposer lagu rohani gereja asal Dukuh Sanggrahan RT 5/16, Kelurahan Tlogoadi, Sleman, DIY tersebut.
Data yang dihimpun di Mapolres Sragen, Selasa (25/5/2021) menunjukkan, otopsi jenazah seniman eksentrik kelahiran 21 Juli 1977 itu digelar pukul 09.40 WIB di RSUD forensik dr Moewardi Solo.
Proses otopsi dipimpin oleh Dr. Wahyu Dwiatmoko S.Pf. Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi melalui Kasubag Humas AKP Suwarso mengatakan dari hasil otopsi menunjukkan beberapa hal.
Yang pertama, kondisi korban sudah membusuk. Kedua tidak diketemukan tanda-tanda kekerasan. Ketiga, ada tanda-tanda asfiksia atau kekurangan oksigen.
“Tanda-tanda tenggelam tidak ditemukan karena pada saluran pernafasan bersih,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (25/5/2021).
Kemudian pada riwayat jantung tidak bisa terdeteksi karena jantung sudah dalam kondisi membusuk. Atas kondisi itu, dari pihak dokter forensik menyampaikan saran untuk dilakukan pendalaman apakah punya riwayat penyakit.
“Dugaan sementara korban meninggal karena kurangnya oksigen,” terangnya.
Sebelumnya, Yulius dikabarkan masih berada di Solo Minggu (23/5/2021) dinihari untuk persiapan pertunjukan musik.
Kondisi jasadnya yang sudah membusuk dan menyengat sempat memicu beragam spekulasi soal penyebab kematiannya.
Guna menguak pemicu kematian, jenazah kemudian dilakukan proses otopsi. Menurut AKP Suwarso pihak keluarga juga sudah menyetujui proses otopsi akan dilakukan terhadap jasad korban.
Sementara, Kasat Reskrim AKP Guruh Bagus Eddy Suryana menyampaikan dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan atau kekerasan pada tubuh korban.
Ia juga menyebut kepastian penyebab kematian korban masih menunggu hasil otopsi.
“Kalau keterangan dari RSUD Sragen, kondisi mayat sudah membengkak. Jadi penyampaian dokter sementara belum ditemukan tanda penganiayaan,” jelasnya.
Sementara, dari kondisi fisik saat ditemukan, korban sudah dalam keadaan membengkak dan mengeluarkan bau menyengat.
Yulius sendiri dikenal sebagai pencipta lagu rohani asal DIY atau Jogja.
Sebelum ditemukan tewas, Yulius sempat dikabarkan hilang sejak Minggu (23/5/2021).
Kabar hilangnya Yulius ramai jadi pembahasan di berbagai grup WhatsApp dan media sosial lainnya.
Sebelum hilang, Yulius dikabarkan berada di Kota Solo untuk mempersiapkan sebuah pertunjukan musik.
Sebelumnya diberitakan, sesosok mayat tanpa identitas ditemukan mengapung di aliran Bengawan Solo, Sragen, Jawa Tengah, Senin (24/5/2021) siang.
Berdasarkan informasi, mayat tersebut pertama kali ditemukan warga di wilayah Kedung Ringin, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar.
Warga kemudian menghubungi relawan SAR yang kemudian berkoordinasi dengan relawan di wilayah Kabupaten Sragen mengingat lokasi awal penemuan mayat tersebut berada di wilayah perbatasan.
Tim relawan kemudian melakukan penghadangan dan mengevakuasi mayat di Dukuh Kembangan, Desa Sidodadi, Masaran, Sragen. Wardoyo
Berita ini sudah dimuat di https://joglosemarnews.com/2021/05/hasil-otopsi-jenazah-yulius-panom-pratomo-komposer-lagu-rohani-asal-diy-keluar-ternyata-tidak-ditemukan-tanda-tanda-tenggelam-begini-hasil-lengkapnya/