GROBOGAN.NEWS Umum Jogja

Penataan Objek Wisata Religi di Imogiri Jadi Perhatian Komisi B DPRD Jateng

Para anggota Komisi B DPRD Jateng mengunjungi objek wisata religi di kompleks permakaman raja – raja di Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Kamis (20/5) lalu. Ist

BANTUL, GROBOGAN.NEWS-Komisi B DPRD Jateng mengunjungi objek wisata religi di kompleks permakaman raja – raja di Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Kamis (20/5) lalu.

Tempat tersebut menjadi daya tarik tersendiri dalam sektor pariwisata, terlebih saat pandemi sekarang ini turut menjadi salah satu tempat jujugan.

Rombongan DPRD Jateng itu diterima Pengageng Puroloyo (Pejabat Makam) Kotagede dan Imogiri MW Rekso Nitidisastro, SH.

Di sesela kunjungan, Wakil Ketua Komisi B, Sri Marnyuni mengatakan, wisata religi perlu dikembangkan dengan baik agar masyarakat mengetahui tentang apa itu wisata religi atau dalam arti berziarah.

Di Yogyakarta sendiri, wisata religi terkelola dengan bagus terlebih di Imogiri. Karena itu lanjut dia,i akan menjadi contoh bagi Jawa Tengah agar wisata berbau religi lebih dikembangkan guna menarik minat masyarakat.

“Saat ini wisata religi mulai digalakan dan setelah pandemi ini kan pariwisata mulai dibuka, ternyata di Imogiri yang bisa datangi adalah Minggu, Senin dan Jumat, Komisi B diterima dengan baik dan berziarah” jelas Marnyuni.

Sementara MW Rekso Nitidisastro secara panjang lebar menjelaskan, makam raja-raja di Imogiri atau pasarean Imogiri adalah lokasi peristirahatan terakhir raja-raja Mataram dan keluarganya.

Jarak lokasi tempat tersebut kurang lebih 16 km di sebelah selatan Keraton Yogyakarta, tepatnya di wilayah Kalurahan Girirejo dan Kalurahan Wukirsari, Pakanewon Imogiri, Bantul.

Imogiri berasal dari kata hima dan giri. Hima berarti kabut dan giri berarti gunung, sehingga Imogiri bisa diartikan sebagai gunung yang diselimuti kabut.

Menanggapi hal itu Sri marnyuni menambahkan perharap bisa mengambil hal-hal penting terkait pengembangan wisata religi yang masih berjalan hingga saat ini khususnya di permakaman raja-raja Imogiri. RIS