SRAGEN, GROBOGAN.NEWS – Tragedi tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 memang telah berlalu. Namun, dari lubuk hari terdalam, masih terpendam harapan dari keluarga akan munculnya sebuah keajaiban, yakni ditemukannya jasad korban.
Harapan itu salah satunya dirasakan betul oleh keluarga dari awak kru asal Sragen, Sertu Bambang Priyanto (40). Hingga saat ini, keluarga masih berharap jenazah bisa ditemukan.
Meskipun sudah dilakukan tabur bunga di lokasi perairan laut Utara Bali.
“Harapannya tetap ditemukan. Kalau ditemukan mau dimakamkan di Sragen, Insya Allah,” ujar kakak kandung Sertu Bambang, Sri Rahayu (45) saat ditemui di rumah orangtua almarhum, Jumat (30/4/2021).
Sri menuturkan Sertu Bambang adalah anak bungsu dari 6 bersaudara. Semenjak lolos seleksi TNI-AL hingga dinas pertama, almarhum langsung tinggal di Surabaya.
Saat kabar KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam terbelah jadi 3 bagian oleh Panglima TNI, Sri menyampaikan semua kakak-kakak dan dirinya tengah berada di rumah almarhum di Surabaya.
Saat itu, baru selesai buka puasa. Mendengar pernyataan Panglima TNI, kala itu semua keluarga langsung larut dalam tangisan.
“Saya nangis hampir njerit. Semua saudara juga nangis. Istri Bambang juga nangis. Saya bilangin kuat Tan (Tante), kuat Tan,” katanya.
Meski tidak ada firasat khusus, keluarga sempat menceritakan momen haru sebelum Sertu Bambang berangkat berlayar terakhirnya pada Senin (19/4/2021) silam.
Di mana saat berangkat, Sertu Bambang sempat menyelipkan pesan kepada sang istri, Heppy Liswiyani. Dalam pesannya, Bambang meminta agar anak-anaknya dijaga dengan baik.
“Kalau firasat khusus nggak ada. Kemarin pas kami ke Surabaya, Tante (istri Bambang) cuma cerita mau berangkat itu, Bambang bilang jaga anak-anak Mi,” ujar kakak kandung almarhum, Sri Rahayu (45) ditemui di kediaman orangtua di Ngadirejo, Puro, Karangmalang.
Ucapan jaga anak-anak itu, menurutnya, sebenarnya biasa dilontarkan oleh adik bungsunya itu. Setiap berangkat tugas, Bambang memang selalu menyelipkan pesan serupa kepada sang istri.
“Lha kalau sakit siapa yang njaga. Memang sudah tiap hari begitu,” katanya.
Namun ia tidak menyangka, jika kalimat pesan pada Senin itu bakal menjadi yang terakhir. Sri mengenang sosok Bambang sebagai suami yang sangat sayang sama anak istri.
Sebelum kejadian, semua juga dianggap wajar dan tidak ada yang berbeda dari Bambang. Termasuk saat Bambang hendak pamit dari kediaman orangtua usai hadir di tahlilan 100an hari meninggalnya ibu pada 20 Maret lalu.
“Biasanya pamit saya cuma cium tangan, kemarin saya dirangkuli,” ujar Sri sembari menitikkan air mata.
Bambang adalah anak terakhir dari enam bersaudara. Ia meninggalkan tiga anak dengan yang terbesar kelas 2 SMP, lalu kelas.V SD dan terakhir masih PAUD.
Sebelum berlayar, prajurit kelahiran Dukuh Ngadirejo RT 30/13, Desa Kroyo, Karangmalang, Sragen itu juga sempat menyatakan pesimismenya bisa kembali berlayar.
Kepada kakaknya, Sertu Bambang sempat melontarkan pesimismenya sembari menggambarkan kondisi kapal itu.
“Terakhir ke sini pas peringatan 100 harinya mboke (almarhum ibu). Dia sempat bilang ke suami saya, aku wis gak layar yake mas, kapalku wis tuwo. (Mungkin aku sudah nggak berlayar lagi Mas. Kapalku sudah tua). Setelah itu dia berangkat pulang ke Surabaya,” papar kakak kandung Sertu Bambang, Sri Rahayu (44) kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (23/4/2021) lalu.
Sri Rahayu (45) menguraikan kali terakhir bertemu adiknya itu pada 20 Maret 2021 lalu di kediaman orangtua yang tinggal di sebelah rumahnya.
Saat itu, Bambang pulang untuk menghadiri peringatan 100 hari meninggalnya almarhumah ibunya, Sujiyem.
Sebelum pamit pulang ke Surabaya, kala itu Bambang memang sempat melontarkan kalimat kemungkinan sudah tidak akan berlayar lagi karena kondisi kapalnya sudah tua.
Setelah itu, Sri kemudian kontak lagi memastikan bahwa adiknya sudah sampai di kediaman Surabaya. Sampai kemudian datang kabar bahwa KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu (21/4/2021).
Dari informasi istri Bambang, Bambang memang ikut berlayar di KRI Nanggala dan berangkat Senin (19/4/2021) habis sahur.
Sri menuturkan kali pertama mendengar kabar hilangnya KRI Nanggala dari berita di televisi.
Setelah itu, ia berinisiatif mengkroscek ke istri Bambang, Heppy Liswiyani yang saat ini berdomisili di Perumahan Surabaya. Dari keterangan sang istri, membenarkan bahwa Bambang memang berada di kapal itu.
“Begitu saya lihat berita TV, saya langsung telepon kantor istrinya. Dia bilang benar, Bambang ikut kapal itu, berangkat Senin kemarin habis sahur. Dia njawab telepon sambil nangis, saya juga nangis,” urainya. Wardoyo
Berita ini sudah dimuat di https://joglosemarnews.com/2021/04/sang-istri-sempat-nangis-histeris-keluarga-sertu-bambang-priyanto-tetap-berharap-jenazah-bisa-ditemukan-jika-ketemu-rencana-tetap-dimakamkan-di-sragen/