GROBOGAN.NEWS Solo

Pohon Kurma Jenis Ajwa Jadi Ikon Baru di Halaman Masjid Agung Al Aqsha

Bupati Klaten, Sri Mulyani, secara simbolik menanam sembilan pohon kurma jenis ajwa ditanam di halaman Masjid Agung Al Aqsha secara simbolik Senin (15/2). Ist

KLATEN, GROBOGAN.NEWSSembilan pohon kurma jenis ajwa ditanam di halaman Masjid Agung Al Aqsha.

Penanaman pohon khas jazirah Arab tersebut menjadi wajah baru bagi Masjid Agung Al Aqsha.

Penanaman dimulai secara simbolik oleh Bupati Klaten, Sri Mulyani, Senin (15/2/2021), total terdapat sembilan bibit pohon kurma ajwa yang ditanam.

Rencananya bibit tersebut ditanam secara menyebar di taman halaman Masjid Agung Al Aqsha.

Sri Mulyani mengatakan bibit pohon kurma tersebut menjadi ikon baru wisata di Masjid Agung Al Aqsha.

Sehingga ke depannya dapat menarik minat masyarakat untuk beribadah sekaligus berwisata di masjid kebanggaan Kabupaten Klaten ini.

“Semoga masjid ini tambah berkah, tambah menjadi ikon masyarakat Klaten. Semoga masjid ini juga mempersatukan seluruh umat dengan segala perbedaan yang ada,” ungkapnya.

Ia juga berharap keberadaan pohon kurma tersebut dapat menjadi mengobat rindu bagi masyarakat Klaten dengan nuansa Kota Makkah dan Madinah sehubungan pelarangan perjalanan ibadah haji dan umroh bagi jamaah asal Indonesia.

“Dengan adanya situasi pandemi Covid ini, pohon-pohon kurma yang ada di halaman Masjid Agung Al Aqsha ini bisa mengobati rindu masyarakat yang tidak bisa melaksanakan ibadah haji dan umroh,” katanya.

Bibit pohon kurma tersebut merupakan hibah dari donatur pengusaha asal Kota Surakarta, Rojali Ismail Umit.

Ia mengatakan pemilihan Masjid Agung Al Aqsha Klaten sebagai lokasi penanaman lantaran selain sebagai ikon kabupaten, ia menilai bentuk bangunan masjid sangat cocok dihiasi dengan pohon kurma.

“Bentuk bangunan Masjid Agung Al Aqsha bernuansa Timur Tengah. Cocok sekali dengan tanaman kurma. Ke depannya akan saya beri pendampingan hingga tumbuh. Diperkirakan bibit tersebut dapat berbuah dalam kurun waktu tiga hingga lima tahun ke depan,” paparnya. Kahlil