KUDUS, GROBOGAN.NEWS-Banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Kudus pada Jumat (5/2) hari ini masih belum juga surut. Bahkan, di Desa Jati Wetan terjadi fenomena air yang menggenangi warga bewarna hitam dan berbau menyengat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus pun akhirnya mulai memasok air bersih bagi warga korban banjir di Desa Jati Wetan. Itu karena diduga air banjir bercampur dengan limbah.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kudus, Budi Waluyo, saat dikonfirmasi wartawan mengungkapkan, akibat air banjir diduga tercemar, sumur-sumur warga tak dapat dimanfaatkan. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih, BPBD memasok air bersih.
“Kami telah memasok air bersih. Hari ini yang kami distribusikan sebanyak 5.000 liter. Jika kurang nanti kita akan menambahnya,” terang Budi pada Jumat (5/2/2021).
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus HM Hartopo menyampaikan, untuk memastikan penyebab banjir yang berwarna hitam dan berbau menyengat, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium.
Di mana, saat ini Dinas Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Kudus sedang meneliti sampel air. Sehingga, dirinya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut.
“Kita belum tau penyebabnya dari mana. Untuk di sekitar sini, yang terdekat adalah Pabrik Pura. Pabrik Pura pun sudah dikontrol terkait pengolahan limbah. Baru ada penelitian dari Dinas PKPLH, untuk hasil uji labnya tidak bisa segera, mungkin satu minggu keluar hasilnya,” terang Hartopo saat meninjau lokai banjir di Desa Jati Wetan, Kamis (4/2/2021).
Meski belum dapat dipastikan penyebabnya, Hartopo menyampaikan, jika PT Pura telah ikut memberikan bantuan dalam penyedotan air banjir. Pemerintah daerah pun telah memaksimalkan penyedotan dan membuka pintu sodetan yang mengarah ke Sungai Wulan.
“Dalam hal ini pun, Pura merasa punya tanggung jawab, walaupun belum bisa untuk justifikasi. Pura akan memberikan bantuan penyedotan air di sini. Dari pemerintah daerah sudah memaksimalkan dari pompa perdetik bisa 1.200 liter. Pompa sodetan dari sini ke Sungai Wulan pun sudah kita buka,” lanjutnya.
Usai meninjau Desa Jati Wetan, Hartopo beranjak ke Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu dan Desa Payaman, Kecamatan Mejobo, untuk meninjau kondisi warga yang memilih bertahan di pengungsian. Pihaknya juga memastikan keberadaan dapur umum tetap aktif demi mencukupi kebutuhan pangan bagi warga korban banjir. Nor Ahmad