SEMARANG, GROBOGAN.NEWS-Pemerintah Kota Semarang tidak akan melakukan penggusuran para PKL bantaran Kali Es.
Namun, karena tidak diperbolehkan mendirikan bangunan di bantaran, maka para PKL tetap harus direlokasi.
Hal itu disampaikan Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin saat melakukan audiensi dengan perwakilan pedagang kaki lima (PKL) bantaran Kali Es terkait rencana proses relokasi di di ruang Komisi A-B Gedung Moh Ihsan Komplek Balaikota, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, normalisasi Kali Es mendesak dilakukan untuk mengatasi banjir di wilayah timur Kota Semarang.
“Sebetulnya bahasa gusur tidak sesuai, hanya saja mengembalikan lokasi tersebut sesuai fungsinya. Agar masalah banjir di wilayah tersebut bisa cepat teratasi. Hambatan untuk normalisasi memang karena bangunan di atas kali yang akan di normalisasi,” jelas Iswar.
Disampaikan, Pemerintah Kota Semarang telah menyiapkan dua alternatif pasar untuk relokasi PKL bantaran Kali Es, yakni di Pasar Dargo dan Pasar Penggaron.
“Dua lokasi itu istimewa, daripada mereka menempati tempat yang tidak resmi, malah tidak tenang. Jika mereka mau pindah, Pemkot Semarang akan mencari solusi, untuk pemberian subsidi listrik atau apapun yang dibutuhkan pedagang,” ujarnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fravarta menyampaikan, jumlah pedagang di bantaran Kali Es sebanyak 102 PKL.
Jika mereka ingin menjadi satu, bisa direlokasi ke Pasar Penggaron. Sebab, di Pasar Penggaron masih tersedia lahan kosong di bagian tengah yang diperkirakan bisa menampung 102 pedagang.
“Karena pasar yang ditengah itu masih kosong masih memungkinkan. Sudah kita petak-petak dengan ukuran empat kali dua. Kalau pedagang mau bisa langsung di sekat dan digunakan,” katanya.
Selain itu, lanjut Fravarta, pihaknya juga menyiapkan alternatif lain di Pasar Dargo.
“Kami akan data dan bersihkan lokasi. Itu ada kapasitas sekitar 20 pedagang tapi ukurannya dua kali dua sesuai pedagang lain yang ada disitu,” ujarnya.
Ia meyakinkan pedagang untuk bisa memilih dan menempati tempat relokasi di dua pasar tersebut. Hal ini kenyamanan dan ketertiban para pedagang.
“Kami sudah mempersiapkan semuanya. Tinggal mereka pilih masuk relokasi di dua alternatif itu yakni Pasar Dargo atau Pasar Penggaron,” katanya.Kahlil