SEMARANG, GROBOGAN.NEWS-Pemerintah Provinsi Jawa Tengah siap bersinergi dengan Himma Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Jawa Tengah dalam mengembangkan ekonomi di lingkungan pondok pesantren (ponpes).
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, di sela acara pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) HIPSI Jawa Tengah dan Soft Launching Program Hipsi Jawa Tengah, di Hotel Pandanaran Semarang, Sabtu (20/2/2021).
“Kami berharap Hipsi kedepan bisa bekerja sama dengan pemerintah mengembangkan ekonomi dari sektor pesantren. Sebagai bagian dari pengusaha Indonesia, maka HIPSI juga diharapkan mampu mengembangkan usaha yang tidak lepas dari upaya amar ma’ruf nahi munkar,” ujar Gus Yasin, sapaan akrab Wagub.
Selain itu, dia juga mengajak HIPSI Provinsi Jawa Tengah untuk terus mengedukasi dan memotivasi santri maupun masyarakat di lingkungan pondok pesantren.
Sehingga, masyarakat di lingkungan ponpes, akan terpacu dalam mengembangkan ekonomi di lingkungannya.
Tidak hanya terkait edukasi, Wagub juga meminta Hipsi untuk membantu mengembangkan program Ekonomi Pondok Pesantren (Ekotren).
Gus Yasin menjelaskan, dalam program ekotren, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah memberikan pelatihan berwirausaha serta keterampilan berbagai bidang, kepada para santri dan masyarakat di lingkungan pondok pesantren.
“Kami juga memberikan sertifikasi berbagai keterampilan terhadap para santri maupun masyarakat di lingkungan pesantren,” terang dia.
“Alhamdulillah, para santri dan alumni pesantren yang membuka usaha di bidang kuliner, kita dorong dan bantu mengurus izin ke BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) untuk sertifikasi halal,” beber Gus Yasin.
Sementara itu, dalam sambutannya, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas melalui Staf Khusus Menteri Agama, Wibowo Prasetyo berharap HIPSI Provinsi Jawa Tengah untuk berkolaborasi dengan pesantren dalam mengembangkan perekonomian santri dan sekitarnya.
“Saya berharap HIPSI dapat berkolaborasi dan mengembangkan ekonomi pesantren pemberdayaan pesantren memiliki dampak ekonomi luas mulai dari internal pesantren hingga lingkungan sekitarnya secara luas,” katanya.
Pemberdayaan itu, di antaranya enterpreunership santri terkait dampak ekonomi (income) dan pembelajaran, pondok pesantren berkontribusi terhadap pembiayaan operasional pesantren, berdampak pada pengembangkan ekonomi untuk masyarakat sekitar, serta turut mendorong daya saing bangsa. Kahlil