PEKALONGAN, GROBOGAN.NEWS-Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dindagkop UKM) Kota Pekalongan mematok target Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun ini dari sektor pasar tradisional sebesar Rp2,75 miliar.
Angka tersebut lebih tinggi daripada target tahun lalu sebesar Rp2,6 miliar sebelum diturunkan menjadi Rp1,8 miliar karena adanya pandemi Covid-19.
Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Dindagkop UKM Kota Pekalongan melalui Kepala Bidang Pasar dan Pembinaan Pedagang Kali Lima, Deddy Setyawan, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, belum lama ini.
Dijelaskan Deddy, PAD dari sektor pasar tradisional terdiri dari retribusi pengelolaan pasar, retribusi pemakaian kekayaan daerah, dan retribusi tera ulang yang dilaksanakan melalui UPTD Meterologi.
Deddy optimistis dapat memenuhi target tersebut. Alasannya, meskipun pandemi Covid-19 mendera, namun kondisi pasar tidak terlalu terpengaruh. Hal ini kontras dengan sektor usaha kaki lima.
“Kami yakin bisa mencapai target yang telah ditetapkan,bahkan diharapkan bisa melampaui target setidaknya lebih dari Rp3 miliar karena sebetulnya kondisi pasar selama pandemi masih ramai dan tidak terpengaruh, justru yang terpengaruh itu PKL (pedagang kaki lima) dengan adanya aturan jam malam, dan sebagainya,” ungkapnya.
Menurut Deddy, pencapaian target PAD tersebut berasal dari 11 pasar tradisional yang ada di Kota Pekalongan, kecuali pasar Banjarsari yang saat ini sedang dalam proses pembangunan.
“Jadi, pedagang ex Pasar Banjarsari yang ditempatkan di Pasar Darurat Patiunus dan Pasar Sorogenen setelah pasar tersebut terbakar, kami tidak menarik retribusi sesuai kebijakan perda,” bebernya.
Dari sisi belanja pengeluaran, lanjutnya, pihaknya telah mengalokasikan anggaran program perawatan pasar berdasarkan urgensi perbaikan fasilitas, di antaranya pemeliharaan gedung dan pasar se-Kota Pekalongan sebesar Rp217 juta seperti di Pasar Banyurip, Pasar Kuripan, Pasar Podosugih, dan pemeliharaan CCTV, pembangunan pusat kuliner Pasar Sugihwaras lanjutan tahap II sebesar Rp6,9 miliar, pengadaan kontainer Pasar Darurat Sorogenen sebesar Rp98 juta, dan lainnya. Frieda