GROBOGAN.NEWS Pati

Sebelum Jalani Vaksinasi, Bupati Rembang Abdul Hafidz Empat Kali Lakukan Pengecekan Tekanan Darah Dan Akui Sempat Alami Grogi

Ilustrasi Bupati Rembang Abdul Hafidz selesai menjalani vaksinasi Covid-19 di halaman Puskesmas Rembang I, Senin (25/1/2021). Ist

REMBANG, GROBOGAN.NEWS-Setelah melakukan empat kali pengecekan tensi, akhirnya Bupati RembangAbdul Hafidz  selesai menjalani vaksinasi Covid-19.

Dokter Puskesmas Pancur selaku dokter pribadi bupati, Samsul Anwar menduga, rasa grogi turut mempengaruhi tensi darah bupati naik.

Kalau darah tinggi tetap dipaksakan menerima vaksin, dikhawatirkan menimbulkan efek samping seperti jantung berdebar, gemetar atau sampai muntah.

“Beliau grogi mungkin, soalnya yang screening pertama tadi agak berkeringat. Makanya saya kasih sugesti, seakan-akan vaksinasi ini seperti di rumah dan tadi saya kasih minum dulu, Alhamdulillah lancar,” ungkapnya pada kick off program vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Rembang, di halaman Puskesmas Rembang I, Senin (25/1/2021).

Diakuinya, dirinya juga ikut merasa grogi, karena menyuntik vaksin kepada orang nomor satu di Kabupaten Rembang.

“Kalau di rumah kan nggak ada yang lihat. Lha ini dilihat banyak orang. Kemringet saya. Pak bupati disuntik ke lengan bagian kanan, karena yang kiri ada sedikit luka,” imbuhnya.

Bupati Rembang Abdul Hafidz menyampaikan, perasaan grogi sebelum divaksin adalah hal manusiawi.

Tapi bukan karena takut, melainkan ada sedikit beban, karena dirinya sebagai contoh bagi 446 ribuan orang warganya yang kelak akan divaksin.

“Saya ini kan orang pertama, ini kan saya agak gimana gitu ya. Coba bayangkan kalau nggak tepat ini yang jadi beban saya. Lho ternyata biasa saja,” tuturnya.

Soal rasa disuntik vaksin Sinovac, bupati menyampaikan, rasanya seperti digigit semut. Bahkan menurutnya lebih sakit ditampar isteri.

“Jangan takut, seperti digigit semut. Sakit kalau ditampar isteri,” imbuh bupati disambut tawa tamu undangan.

Bupati memastikan, vaksin yang disuntikkan kepada para pejabat dan vaksin untuk masyarakat jenisnya sama. Badan POM maupun Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyampaikan vaksin aman dan halal.

“Tidak ada perbedaan, produknya dari perusahaan yang sama. Masyarakat jangan merasa dibedakan. Kalau ada yang mempersoalkan itu kan hanya ingin mengacaukan saja,” paparnya. Ichsan