SEMARANG, GROBOGAN.NEWS-Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memutuskan menunda rencana dimulainya kembali proses pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah pada Januari 2021 mendatang.
Ia meminta seluruh sekolah di Jateng menunda sekolah tatap muka. Hal itu dituangkan dalam surat Gubernur Jateng yang dikirim kepada seluruh Bupati dan Wali Kota di wilayahnya.
Dalam surat bernomor 445/0017480 tentang antisipasi peningkatan Covid-19. Poin pertama yaitu soal tidak diizinkannya event kerumunan pergantian tahun dan selebrasi kemenangan Pilkada.
Poin kedua dan ketiga yaitu soal penundaan belajar tatap muka dan poin terakhir tentang mendorong penambahan ruang isolasi dan ICU.
Pada poin dua dan tiga berbunyi: “Menunda Pembelajaran Tatap Muka pada satuan pendidikan PAUD, SD, SMP dan DIKMAS” dan “Mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh dan mengembangkan metode yang inovatif, kreatif, menantang serta menyenangkan peserta didik”.
“Ya kita tunda dulu karena semuanya belum pasti,” ujar Ganjar, kemarin.
Gubernur Ganjar pun meminta agar tidak buru-buru membuka pembelajaran tatap muka di sekolah apalagi di daerah yang kasus Covid-19 nya masih tinggi.
“Kalau kemudian kondisi di daerah itu ternyata peningkatan Covid-19 nya tinggi ya jangan dulu, nggak boleh, tunda semuanya, rasah kesusu (tidak usah terburu-buru),” ujarnya.
Ganjar menilai sekolah tatap muka bisa digelar jika angka kasus virus Corona sudah turun drastis atau jika vaksin sudah terdistribusi. Namun menurut Ganjar hal itu belum bisa terwujud pada Januari 2021.
“Kecuali nanti tiba-tiba terjadi penurunan drastis gitu ya. Di awal-awal bulan, masyarakat taat, vaksin mulai masuk, terjadi penurunan, ya bukan tidak mungkin kita buka. Tapi rasa-rasanya kalau Januari kok belum,” imbuh dia.
Sebelumnya, Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia merekomendasikan pemerintah untuk menunda rencana dimulainya kembali proses pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah pada Januari 2021 mendatang.
“Meminta kepada pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk menunda pembelajaran tatap muka di sekolah,” tulis rekomendasi IPK Indonesia yang diterima
Lebih lanjut, pemerintah diminta melanjutkan konsep pembelajaran jarak jauh (PJJ) hingga tingkat infeksi Covid-19 kurang dari 5 persen sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Rekomendasi ini disampaikan seturut dengan hasil studi IPK Indonesia yang menemukan konsep PJJ tak memberikan dampak buruk terhadap kondisi psikologis siswa.
“Kondisi psikologis siswa tidak dapat dijadikan alasan pembukaan sekolah. Karena hal ini tidak terbukti,” tulis IPK Indonesia.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya, lewat Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, pemerintah memperbolehkan sekolah untuk kembali menggelar PTM pada Januari 2021. Kondisi psikologis anak jadi salah satu pertimbangannya.
Menteri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadiem Makarim menyebut, tekanan psikososial dan kekerasan dalam keluarga selama PJJ berlangsung jadi salah satu alasan diizinkannya PTM.
Minimnya interaksi dengan guru, teman, lingkungan luar, dan tekanan akibat sulitnya PJJ dianggap dapat menyebabkan stres pada anak. Satria