GROBOGAN.NEWS Kudus

Jepara Masuk Zona Merah Covid-19, Objek Wisata Karimunjawa Tetap Jadi Primadona

Ilustrasi : Pemandangan Pulau Karimunjawa dari Bukit Love Karimunjawa Jepara. Istimewa

JEPARA, GROBOGAN.NEWS-Kondisi pandemi Covid-19 dan status zona merah Jepara tampaknya tak menyurutkan minat wisatawan untuk datang ke objek wisata Karimunjawa. Jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yanh datang ke sana masih terbilang tinggi.

“Berdasarkan catatan penumpang kapal penyeberangan ke Karimunjawa sejak tanggal 22 Desember hingga 30 Desember 2020 jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara mencapai 1.066 orang. Tentunya animo masyarakat untuk berwisata masih tinggi,” kata Kepala Bidang Perhubungan Laut Dinas Perhubungan Kabupaten Jepara Suroto, kemarin.

Dari jumlah wisatawan itu, sebanyak 1.033 orang merupakan wisatawan domestik, sedangkan wisatawan asing sebanyak 33 orang.

Menurut Suroto, sejak objek wisata Karimunjawa dibuka kembali pada Oktober 2020 setelah sekitar 7 bulan tutup, memang banyak wisatawan yang berkunjung ke sana. Untuk jumlah penumpang yang diberangkatkan bervariasi karena beda kapal beda jumlah penumpangnya.

Jumlah penumpang terbanyak pada 25 Desember 2020 mencapai 248 penumpang, sedangkan paling sedikit 53 penumpang pada 28 Desember 2020. Pada 30 Desember, jumlah penumpang yang diberangkatkan ke Karimunjawa sebanyak 143 orang.

Dalam rangka memastikan wisatawan yang berkunjung tidak menularkan Covid-19, maka mulai pekan ini setiap wisatawan wajib mengantongi surat rapid test antigen dengan hasip negatif.

“Perlu diingat, bahwa masa berlakunya rapid test antigen tiga hari. Wisatawan harus memastikan jadwal keberangkatannya dengan pelaksanaan tes cepat antigen agar ketika sampai di pelabuhan tidak ditolak,” kata Suroto.

Bagi yang belum sempat melakukan tes cepat antigen di tempat tinggal mereka, maka wisatawan bisa menjalani tes tersebut di Pelabuhan Kartini Jepara dengan biaya Rp 250 ribu untuk sekali tes.

Suroto juga mengingatkan setiap wisatawan yang hendak memasuki pelabuhan juga akan dipantau suhu tubuhnya melalui alat deteksi suhu tubuh. Jika di monitor muncul warna merah maka tidak diperkenankan berangkat. Sebaliknya jika berwarna hijau maka suhu tubuhnya normal.

Menurut Suroto, sempat ada dua wisatawan yang tidak diperkenankan berangkat karena tidak lolos pemeriksaan kesehatan melalui rapid test antigen.