KUDUS, GROBOGAN.NEWS — Banjir telah merendam pemukiman warga di Kabupate Kudus semakin meluas.
Bencana banjir berdampak pada beberapa sektor. Lahan pertanian terendam banjir mencapai 1.718 hektare. Kondisi tersebut meningkat ketimbang sebelumnya 1.643,5 hektare lahan pertanian yang terdampak banjir.
Kepala Seksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Arin Nikmah, menyebutkan, sawah terendam terbesar terjadi di Kecamatan Undaan yakni 791 hektare, Mejobo 374 hektare, Jati 20 hektare dan Kaliwungu empat hektare.
“Banjir juga sempat merendam perkampungan penduduk akibat sungai meluap dan gangguan di saluran irigasi. Mengantisipasi banjir besar seperti 2019 lalu, Pemkab Kudus menyiapkan tempat pengungsian dengan standar protokol kesehatan di setiap desa rawan bencana,” terang dia..
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus Hartopo telah menginstruksikan semua desa rawan bencana untuk membuat pengungsian dengan standar protokol kesehatan.
Ia menekankan adanya sarana dan prasarana kesehatan dari mulai tempat mencuci tangan, masker, sekat ruangan hingga ketersediaan obat dan bahan makanan.
Semua pimpinan kecamatan dan ASN juga diminta mempersiapkan relawan penanggulangan bencana di setiap desa. Sehingga akan lebih bersiaga ketika bencana datang.
“Setiap warga mengungsi harus patuhi prokes dengan penampatan berjarak satu dengan lainnya serta diberi sekat pembatas,” ujar Hartopo.
235 Rumah di Desa Jati Wetan Terendam Banjir
Sebanyak 235 rumah di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus masih tergenang dan 871 jiwa terdampak banjir di desa tersebut. Banjir telah menggenangi wilayah Jati Wetan hampir satu pekan.
Kepala Desa Jati Wetan, Suyitno, mengungkapkan, sebelumnya ketinggian air yang menggenenangi rumah warga bervariasi antara 25-75 cm. Ia menyebut, ketinggian air terus bertambah serta jumlah rumah yang tergenangi bertambah, dari sebelumnya 165 rumah, bertambah menjadi 235 rumah pada Senin kemarin.
“Sebanyak 871 jiwa dari 287 kepala keluarga di desa kami terdampak banjir. Ketinggian banjir bervariasi, mulai dari 10 cm sampai dengan 90 cm. Banjir di wilayahnya tersebut pun sudah berlangsung sekitar satu pekan ini.
Suyitno menjelaskan lebih detail, saat ini sudah berdisi posko penanganan banjir. Posko yang disediakan di Balai Desa Jati Wetan.
Selain balai desa ada dua sekolahan yang juga disiapkan untuk posko pengungsian. Meski begitu, hingga kini belum ada warga yang mengungsi.
Suyitno menambahkan banjir di wilayahnya sudah sering terjadi. Banjir di desanya terjadi karena genangan air kiriman dari beberapa wilayah tidak bisa mengalir ke Sungai Wulan. Ditambah lagi kondisi debit air Sungai Wulan yang tinggi.
“Karena dari dukuh tidak bisa membuang ke sungai, ada pompa belum begitu mencukupi,” lanjut dia.
“Rencanannya besok Selasa (hari ini) pihak Dinas Kesehatan Kudus akan ke kesini untuk memeriksa kesehatan para warga yang terdampak banjir. Fasilitas penunjang untuk kesehatan sampai logistik makanan siap saji. Sampai saat ini belum ada keluhan,” terang dia. Nor Ahmad