MAGELANG, GROBOGAN.NEWS–Aktivitas kegempaan Gunung Merapi masih tinggi sejak statusnya dinaikkan menjadi siaga atau level tiga pada 5 November. Aktivitas kegempaan yang tinggi itu menimbulkan guguran tebing lava lama.
Pengamat Gunung Merapi (PGM) di Pos Babadan Desa Krinjing Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang pada Kamis (26/11/2020) kemarin mencatat sebanyak 506 kali gempa Merapi terjadi. Gempa tersebut didominasi karena guguran material di lereng barat.
“Gempa itu dari guguran sisa kubah lava lama sisi barat,” kata PGM Babadan Yulianto, Jumat (27/11).
Jumlah 506 gempa tersebut meliputi gempa guguran 44 kali, hembusan 122 kali. Kemudian gempa hybrid fase banyak 309 kali dan gempa vulkanik dangkal 33 kali.
Secara visual cuaca sekitar Gunung Merapi terlihat dari Pos Pengamatan Babadan. Asap sulfatara putih membumbung setinggi 50 meter lebih dari puncak gunung aktif ini. Beberapa kali terdengar suara gemuruh dari Merapi yang terdengar dari pos Babadan.
“Guguran sembilan kali disertai suara gemuruh,” ungkap Yuli.
Guguran itu menurut Yulianto lebih dominan ke arah barat yakni antara hulu Sungai Senowo tiga, Sungai Lamat dan jika intensitas besar ke arah Kali Sat.
“Dominannya, kalau dilihat dari bekasnya, guguran di Kali Lamat,” ungkap Yulianto.
Hingga saat ini, Balai Pengamatan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih menetapkan status Siaga dengan jarak aman lima kilometer dari puncak Gunung Merapi. Masyarakat juga diimbau tetap tenang dengan meningkatkan kewaspadaan, serta mengikuti informasi resmi dari pemerintah maupun BPPTKG.
Sebelumnya, dalam rilis tertulis Senin (23/11) lalu, pihak BPPTKG meminta warga tidak panik serta terus mengikuti rekomendasi dan arahan dari instansi-instansi terkait. Guguran tebing lava lama itu terjadi pada Minggu dan berada di kawah utara. Namun material guguran jatuh ke dalam kawah sehingga sampai saat ini tidak berpengaruh pada aktivitas Gunung Merapi. F Lusi