SEMARANG, GROBOGAN.NEWS-Sudah hampir sembilan bulan, virus corona atau Covid-19 menghantam hampir seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia.
Selama itu pula semua berjibaku mengatasi virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, Tiongkok, pada akhir 2019 lalu.
Hampir semua sektor kehidupan terhantam corona. Salah satunya pariwisata. Ini bikin repot negara yang mengandalkan pariwisata sebagai sumber devisa seperti Indonesia.
Kondisi tersebut juga terjadi di Kota Semarang. Sektor wisata di ibu kota Jawa Tengah ini memang sempat guncang setelah dihantam pandemi Covid-19.
Sebelum adanya pandemi Covid-19, pariwisata Kota Semarang sedang menggeliat pesat. Jumlah kunjungan wisatawan setiap tahun semakin meningkat. Pada 2018 lalu, tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Semarang mencapai 5,7 juta.
Jumlah wisatawan meningkat pada 2019 menjadi 7,2 juta. Namun, pandemi Covid-19 sempat membuat sektor wisata di Kota Semarang lumpuh.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang sempat menutup destinasi wisata dan tempat hiburan di Kota Lunpia.
Mulai bulan Juni lalu, Disbudpar mulai membuka sektor wisata secara perlahan.
Kendati demikian, Kepala Disbudpar Kota Semarang, Indriyasari mengungkapkan, tingkat kunjungan wisata tentu tidak akan sama seperti tahun sebelumnya. Bahkan, pihaknya hanya menargetkan tiga juta wisatawan pada 2020 ini.
“Saat ini target kunjungan wisata kami turunkan jadi tiga juta tahun ini. Sedangkan, untuk tahun depan kami belum ada proyeksi,” ungkap Iin saat dikonfirmasi Minggu (29/11) kemarin.
Iin jugamenuturkan, saat ini kondisi pariwisata di Kota Semarang sudah mulai bergerak.
Menurutnya, dilonggarkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah di Indonesia juga membuat aktivitas pariwisata dan pertumbuhan ekonomi Kota Semarang bergerak.
Ia menambahkan, adanya libur panjang akhir pekan beberapa waktu lalu juga membuat sektor wisata mulai menggeliat.
“Okupansi hotel naik. Mulai banyak kegiatan yang diselenggarakan di hotel tidak hanya kegiatan Pemkot, tapi kegiatan-kegiatan lain,” terang dia.
Iin juga menyebutkan, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sudah melakukan penanganan jangka pendek terhadap sektor wisata yakni melakukan pendataan industri pariwisata yang terdampak Covid-19, kemudian memberikan bantuan kepada pelaku wisata.
Jangka menengah juga sudah dilakukan dengan menggelar berbagai kegiatan. Semisal, pertunjukan virtual untuk membangkitkan para musisi di Kota Semarang.
“Kami berupaya bagaimana pelaku seni hingga wisata bisa bangkit. Salah satunya dengan pertunjukan virtual,” terang dia.
“Untuk itu penanganan jangka panjang ini yang perlu dipersiapkan agar pelaku seni maupun wisata dapat beradaptasi dengan tatanan normal baru dengan cara menciptakan wisata yang sehat dan aman dari penyebaran Covid-19,” jelas dia.
Lebih lanjut Iin menambahkan, pihaknya telah merencanakan agenda wisata pada 2021. Pihaknya belum menyebutkan agenda apa saja yang dipersiapkan. Dia hanya membeberkan agenda tak akan jauh berbeda dengan sebelum-sebelumnya namun dengan konsep tentu akan berubah.
“Untuk pelaksanaannya tentu akan melihat kondisi lebih lanjut,” terang dia. Kahlil Tama