GROBOGAN.NEWS Kudus

Bangkitkan Sektor Ekonomi dengan Pengembangan Industri Pariwisata

Ilustrasi Bupati Kudus HM. Hartopo telah memberikan surat keputusan (SK) desa wisata kepada 15 desa, di Desa Japan, Kecamatan Dawe. Foto : Istimewa

KUDUS, GROBOGAN.NEWS-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus tengah fokus pengembangan desa wisata. Salah satu program prioritas dalam pengembangan sektor pariwisata dengan membangun desa wisata.

Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus HM. Hartopo menegaskan saat ini Pemkab Kudus terus mendorong setiap desa melakukan pengembangan objek wisata baru dengan memanfaatkan potensi daerah, terutama sumber daya alam.
Hal itu guna mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar.

“Dengan tumbuhnya objek wisata baru di Kabupaten Kudus, tentunya roda perekonomian masyarakat sekitar juga akan meningkat dan kelak juga bisa menambah pendapatan asli daerah (PAD),” kata Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kudus, Hartopo belum lama ini.

Hartopo menyampaikan lebih detail, pihaknya telah memberikan surat keputusan (SK) desa wisata kepada 15 desa, di Desa Japan, Kecamatan Dawe, Sabtu (21/11) lalu. Menurut dia, penetapan desa wisata melalui SK Bupati dapat segera memulihkan roda perekonomian masyarakat desa pasca diterpa pandemi Covid-19.

“Masyarakat termasuk remaja desa dan pokdarwis (kelompok sadar wisata) bisa ikut terlibat dalam mengembangkan desa wisata,” jelas dia.

‎‎
Di sisi lain, menurut Hartopo, dengan hadirnya objek wisata baru di Desa Japan yang dikemas dengan bentuk resto, sangat didukung karena nantinya bisa menghadirkan sektor-sektor usaha baru di sekitarnya.

Selain itu, lanjut dia, destinasi wisata baru ini bisa memberikan motivasi kepada desa wisata lainnya yang baru saja ditetapkan.
“Wisata agrokopi ini membuktikan bisa memajukan ekonomi kreatif. Memberdayakan remaja-remaja desa atau pokdarwis turut mengelola,” terang dia.

Keberadaan generasi muda, kata dia, sangat potensial untuk dibekali kemampuan mengelola sektor-sektor usaha yang terkait dengan potensi daerah sehingga nantinya juga bisa untuk peningkatan pendapatan asli desa.

“Kenali potensi alam, misalkan bisa dimanfaatkan untuk destinasi wisata maka manfaatkan sebaik mungkin. Libatkan karang taruna dan bentuk tim kreator. Seperti yang ada di Desa Tanjung Rejo memiliki potensi alam dimanfaatkan sebagai destinasi wisata baru,” imbuh dia.

Jika tidak memiliki punya potensi alam, seperti desa yang ada di wilayah perkotaan disarankan untuk membuat badan usaha seperti buat koperasi atau buka Pertashop sebagai agen resmi penyalur BBM pertamax.
Dengan adanya pemasukan untuk desa, masyarakatnya juga makmur.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Kudus Bergas Catursasi Penanggungan menjelaskan wisata agro yang baru diresmian menawarkan petik buah jeruk pamelo, alpukat, pisang byar, parijoto, ubi-ubian dan madu lebah.

“Masing-masing daerah bisa mengemas usahanya sesuai dengan potensi yang dimiliki. Misal, wisata agrokopi dan jembangan coffe and resto di Desa Wisata Japan tersebut memang berada di lahan milik perorangan, namun pengelolaannya oleh kelompok sadar wisata sehingga bisa menjadi penggerak roda perekonomian masyarakat sekitar,”imbuh dia. Nor Ahmad