SRAGEN, GROBOGAN.NEWS – Internal PDIP kian memanas. Hal itu dipicu oleh pernyataan dari Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto.
Pernyataan itu dinilai cukup keras, karena mengatakan, kader PDIP yang mencapreskan Ganjar bukan banteng, melainkan celeng.
Ucapan itu, tentu saja menuai reaksi keras dari jajaran loyalis PDIP lawas.
Para kader marhaenis dan banteng liar pun rame-rame mengecam pernyataan Bambang Pacul yang dinilai telah melukai para kader marhenis pendukung Ganjar.
Bahkan barisan loyalis PDIP lawas yang mengatasnamakan Banteng Liar dan Keluarga Besar Marhaenis Soloraya terang-terangan menantang Bambang untuk membuktikan siapa yang banteng dan siapa yang celeng.
Tantangan itu terungkap dalam surat terbuka dari Banteng Liar dan Kader Marhaenis yang dibuat dan ditujukan untuk Bambang Pacul, Selasa (12/10/2021).
Dalam surat terbuka berjudul “KITA BUKTIKAN SIAPA YANG CELENG DAN SIAPA YANG BANTENG” itu dibuat oleh Djoko Lelono sebagai sesepuh Banteng Liar dan Koordinator Keluarga Besar Marhaenis Soloraya.
Dalam surat terbuka yang dikirim Djoko kepada JOGLOSEMARNEWS.COM itu, ia menyesalkan pernyataan Bambang soal kader yang mendukung pencapresan Ganjar dianggap keluar dari barisan dan disebut celeng.
“Saya baca berita, Pacul mengatakan bahwa kader PDI P yang mencapreskan Ganjar dianggap keluar dari Barisan disebut Celeng bukan Banteng Menanggapi hal tersebut saya Djoko Lelono sebagai sesepuh Banteng liar dan Koordinator Keluarga Besar Marhaenis Solo Raya membuat surat terbuka untuk Pak Pacul,” paparnya.
Ada 6 poin utama dalam Surat Terbuka itu. Di antaranya dia meminta kader marhaenis di Jateng untuk menahan emosi dan tidak menanggapi pernyataan Bambang secara emosional.
“Kita buktikan siapa yang celeng siapa yang banteng,” ujarnya di surat terbuka itu.
Djoko juga meminta para barisan Banteng Liar dan kader Marhaenis di Jawa Tengah khususnya dan Indonesia pada umumnya untuk menerima dengan ikhlas sanksi yang diberikan Pacul.
Ia berharap tidak ada yang menaruh dendam apabila diberi sanksi karena dianggap keluar barisan dengan mendukung Ganjar.
Djoko bahkan secara frontal menilai Bambang Pacul adalah kader kadrun yang akan membersihkan dan menggusur banteng asli kader Marhaenis PDIP Jawa Tengah.
“Anak-anakku Banteng Liar dan Kader Marhaenis di Jawa tengah khususnya dan Indonesia pada umumnya, ketahuilah bahwa Pacul adalah kader KADRUN BUMI DATAR dan dia akan membersihkan dan menggusur Banteng Asli Kader Marhaenis di PDI Perjuangan Jawa tengah,” ucap Djoko.
Djoko menyampaikan bahwa barisan marhaenis tak perlu berciut nyali. Karena ia menyebut marhaenis adalah banteng asli pewaris syah PDI Perjuangan dan harus mengakui kita kalah dengan orang kos satu persatu kader Banteng digusur.
“Namun kita harus tetap sabar, tetap dalam satu Barisan, dan tetap berjuang untuk rakyat Marhaen,” ulasnya.
Menurutnya, Banteng Liar dan kader Marhaenis tidak melarang dan tidak menyalahkan apabila mengidolakan Ganjar. Karena ia memandang Ganjar adalah juga kader terbaik Marhaenis.
“Memang pemimpin yang baik itu adalah pemimpin yang berasal dari kaumnya sendiri yang menonjol yang berani ambil resiko, tepat metode kerjanya. Memang Ganjar masuk kriteria,” sebutnya.
Di bagian akhir, dia menulis bahwa sekalipun dianggap celeng atau keluar barisan, kalangan banteng liar dan marhaenis tetap akan setia pada Megawati sebagai Ketum PDIP.
“Pacul, ambil semua PDI Perjuangan kami mengalah. Kami tidak akan melawan, puas-puaskan semaumu bunuhlah aku pemimpin Banteng liar dan Kader Marhaenis aku tidak akan melawan,” kata Djoko.
Ia juga meminta Bambang Pacul untuk meminta maaf secara terbuka kepada Banteng Liar dan Kader Marhaenis. Sebab ia merasa barisan Banteng liar dan kader marhaenis bukan celeng tapi adalah banteng sejati pejuang rakyat sejati, pejuang yang kuat, tangguh, dan berani, mereka adalah pejuang yang perkasa. Wardoyo
Berita ini sudah dimuat di https://joglosemarnews.com/2021/10/geram-disebut-celeng-barisan-banteng-liar-soloraya-tantang-bambang-pacul-kita-buktikan-siapa-celeng-siapa-banteng/2/