GROBOGAN.NEWS Umum Nasional

Setelah 17 Tahun Berlalu, 100 Tokoh Tuntut Janji Presiden Jokowi Soal Kematian Munir

Presiden Joko Widodo. Foto : Istimewa

JAKARTA, GROBOGAN.NEWS – Siapa tak kenal, atau minimal mendengar nama Munir Said Thalib almarhum?  Semasa hidupnya, Munir dikenal  sebagai seorang aktivis Hak Azasi Manusia (HAM) yang getol menyuarakan perjuangan untuk melindungi dan menegakkan HAM di Indonesia.

Namun, tokoh yang suka membantu masyarakat terpinggirkan, kaum buruh dan lain-lain itu meninggal dengan cara diracun.

Memang, sejak namanya mencuat sebagai tokoh yang berani menegakkan keadilan melalui HAM, berbagai ancaman dan serangan sering diterimanya. Namun ia tak gentar, perjuangan tak pernah berhenti sampai akhir hayatnya.

Pada 7 September 2004, Munir menaiki pesawat Garuda dengan nomor GA-974 dari Jakarta menuju Amsterdam.

Di pesawat inilah Munir meregang nyawa. Berita kematian Munir langsung tersebar dan menimbulkan banyak tanya tentang siapa dalang di balik kematiannya.

Kematian Munir akibat diracun diungkapkan oleh pemerintah Belanda setelah melakukan autopsi terhadap jenazahnya. Di tubuh Munir ditemukan senyawa arsenik yang melebihi batas wajar sehingga membuatnya terbunuh.

Melansir tempo.co, pengusutan dan proses hukum yang berjalan memunculkan beberapa nama yang dianggap bersalah atas tewasnya Munir.

Di antaranya adalah pilot pesawat penerbangan Pollycarpus dan mantan direktur utama Garuda Indonesia, Indra Setiawan.

Pollycarpus dianggap bersalah karena telah menambahkan racun arsenik pada minuman Munir.

Ia divonis 20 tahun penjara, atas vonis itu Pollycarpus meminta peninjauan kembali atas kasusnya dan hukumannya dikurangi menjadi 14 tahun.

Pollycarpus bebas bersyarat pada 2014 dan bebas murni pada 2018. Indra Setiawan dinilai terlibat lantaran dirinya memberikan surat tugas pada Pollycarpus, padahal saat itu Pollycarpus sedang dalam masa cuti.

Selain kedua nama di atas, terdapat nama lain yakni Muchdi Prawiro yang saat itu menjabat Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN).

Muchdi Prawiro dicurigai lantaran selama beberapa waktu menjelang kematian Munir, dia rutin melakukan panggilan telepon dengan Pollycarpus.

Selain itu, Indra juga memberikan pengakuan bahwa dirinya mendapat perintah dari BIN. Namun tuduhan itu segera disangkal oleh Muchdi.

Di tengah proses hukum, Majelis Hakim yang memimpin persidangan mencabut segala tuduhan dan dakwaan atas Muchdi Prawiro karena dinilai tidak bersalah.

Setelah proses hukum terhadap Pollycarpus dilakukan, ada banyak kejanggalan dari kasus tewasnya Munir. Sebuah pertanyaan besar muncul. Siapa dalang yang mengomandoi pembunuhan ini?

Untuk menjawab pertanyaan itu, dibentuklah Tim Pencari Fakta yang bertujuan mencari tahu siapa yang menjadi dalang dari matinya Munir Said Thalib.

Investigasi dilakukan dan hasil investigasi itu diserahkan langsung kepada presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sampai bertahun-tahun kemudian, saat Joko Widodo menjabat sebagai Presiden, dokumen investigasi itu tak kunjung dipublikasikan dan justru dinyatakan hilang.

Kini setelah 17 tahun kematian Munir, kejelasan tentang kasusnya masih belum terungkap. Melansir Republika, untuk mengenang kematian Munir yang diperingati tiap 7 September, 100 tokoh lintas organisasi termasuk Asfinawati selaku ketua YLBHI melayangkan tuntutan pada Presiden Jokowi untuk segera mengusut tuntas kasus kematian Munir.

Pers bersama 100 tokoh memberikan pernyataan bahwa “Negara bertanggung jawab untuk melakukan penyelesaian secara terbuka. Kasus yang merenggut nyawa Munir saat hendak mengejar pascasarjana di Utrecht University ini masih meninggalkan banyak pertanyaan”.

Jokowi di masa kampanye pemilihan presiden pernah berjanji akan segera menyelesaikan kasus kematian Munir Said Thalib. Janji inilah yang banyak dituntut oleh masyarakat. Wahyu Anwari

Berita ini sudah dimuat di https://joglosemarnews.com/2021/09/17-tahun-kematian-munir-100-tokoh-tuntut-janji-jokowi/