GROBOGAN.NEWS Solo

Di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19, Permintaan Peti Mati di Sragen Naik 400 Persen

ilustrasi peti mati / pixabay

SRAGEN, GROBOGAN.NEWS – Lonjakan kasus Covid-19 di Sragen ternyata juga diikuti dengan lonjakan permintaan peti mati. Bahkan, kenaikannya mencapai 400 persen atau empat kali lipat.

Bahkan, harga  peti mati juga sudah mengalami kenaikan.

Pemilik toko penjualan peti jenazah di Sragen Kota, H Royan, mengatakan sudah dua minggu terakhir permintaan peti jenazah mengalami lonjakan tajam.

Jika biasanya sehari hanya ada satu dua, beberapa hari terakhir permintaan peti jenazah bisa mencapai 10 peti per hari. Menurutnya dari 10an peti itu, 90 persen di antaranya untuk pasien positif covid-19.

“Kami sampai kewalahan. Lonjakannya sudah sekitar dua minggu ini. Hampir 90 persen permintaan itu untuk jenazah pasien covid-19. Yang pasien umum paling hanya satu dua saja,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (5/7/2021).

Ia menuturkan selain melayani masyarakat umum, pihaknya juga digandeng untuk menyediakan kebutuhan peti jenazah dari pihak RSUD Sragen.

Saking tingginya angka kematian, mulai besok pagi, pihak rumah sakit meminta menyediakan minimal 5 peti setiap hari. Untuk memenuhi permintaan, Haji Royan mengaku setiap pagi rela antre di perusahaan produsen peti di Solo.

Ia bersama putranya berangkat dari Sragen pukul 05.00 WIB agar bisa mendapat barang. Itu pun kadang hanya mendapat 5 sampai 8 peti saja.

Selebihnya ia harus mencari tambahan ke perajin di daerah salah satunya di wilayah Brumbung, Tanon.

Menurutnya tingginya kebutuhan peti itu bahkan membuat penjual seperti dirinya terkadang sampai harus rebutan dengan penjual dari daerah lain hanya demi bisa mendapat barang.

“Kalau nggak antri dan nongkrong di depan perusahaan, nggak bakalan dapat Mas. Ini semua se-Soloraya kekurangan peti. Lha dari Semarang, Pati, Jogja semua nyarinya ke Solo. Makanya ini pada kewalahan,” terangnya.

Tingginya permintaan membuat harga juga mengikuti. Royan menuturkan untuk satu peti jenazah lengkap dengan perangkatnya, saat ini ia jual dengan harga Rp 1,5 juta.

Harga itu naik dari sebelumnya di mana satu paketan peti komplitan masih sekitar Rp 1,2 juta. Sementara untuk peti jenazah dari kayu jati dibanderol Rp 3 sampai 4 juta tergantung pemesannya.

“Saat ini memang kewalahan Mas. Tingginya permintaan peti jenazah. Kami sampai kadang kekurangan barang,” imbuh By Royan.

Permintaan peti jenazah itu berbanding lurus dengan tren lonjakan kasus Covid-19 dan kematian pasien Covid-19 dalam beberapa hari terakhir.

Berdasarkan data yang dirilis Pemkab Sragen Minggu (4/7/2021) petang, ada tambahan 100 warga yang kembali terpapar positif Covid-19 dalam sehari tadi. Kemudian 3 warga dilaporkan meninggal.

Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto mengungkapkan ada tambahan kasus positif sebanyak 100 kasus.

“Ada tambahan 100 pasien positif hari ini. Lalu ada 3 yang meninggal dunia. Klaster keluarga masih paling banyak,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (4/7/2021) petang.

 

Sementara sampai hari ini total kasus positif sudah mencapai 10.436 kasus. Rinciannya 572 masih dirawat, 9339 pasien sembuh dan 525 meninggal dunia.

Hingga hari ini jumlah total warga yang meninggal sudah meroket mencapai 635 orang.

Dari 635 orang meninggal itu, rinciannya 525 positif dan 103 suspect, satu pasien positif sembuh lalu meninggal dan satu balita pelaku perjalanan.

Tatag yang juga Sekda Sragen sangat berharap warga makin waspada dan menaati protokol kesehatan.

Yakni rajin mencuci tangan, pakai masker, jaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Wardoyo

Berita ini sudah dimuat di  https://joglosemarnews.com/2021/07/astagfirullah-kematian-terus-meroket-permintaan-peti-jenazah-di-sragen-melonjak-400-mirisnya-90-untuk-peti-pasien-covid-19-sampai-rela-rebutan-demi-dapat-barang/