SRAGEN, GROBOGAN.NEWS – Temuan klaster baru dari Kudus menjadi fokus perhatian dari pemerintah Kabupaten Sragen.
Oleh karena itulah, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menginstruksikan penyemprotan massal satu desa di Desa Brojol, Kecamatan Miri, Sragen.
Sebagaimana diketahui, sejauh ini ada 18 warga yang positif dan satu meninggal dunia dari klaster Kudus di wilayah Miri.
“Setelah penyemprotan di Brojol, kemudian vaksin untuk lansia juga dimaksimalkan di sana. Jadi pagi ada yang nyemprot dan juga ada yang vaksin, satu desa semua,” paparnya Kamis (17/6/2021).
Dari klaster Kudus, sejauh ini ada 77 warga yang terlacak kontak erat dan diswab. Termasuk di dalamnya ada perangkat desa.
Saat ini masih menunggu hasil. Termasuk kepastian apakah virus yang berjangkit di Miri itu termasuk varian ganas Delta India, hingga kini masih menunggu hasil lab.
“Yang dikirim sampel ke Jogja ada 4 orang. Sampai hari ini belum ada perkembangan, kemarin sudah dikirim sampelnya tapi belum jadi. Memang lama kok,” terang bupati.
Bupati menyampaikan kalau itu benar-benar varian baru jenis Delta, maka Pemkab harus melakukan sesuatu.
“Kalau memang tidak ya Alhamdulillah,” tandasnya.
Klaster Kudus itu memang dikenal ganas dan cepat menyebar di Miri. Klaster itu ternyata bermula dari dua keluarga di Miri yang njagong ke hajatan di Kudus.
Kepala DKK Sragen, Hargiyanto mengatakan klaster Kudus di Miri itu bermula dari warga yang berkunjung ke besannya di Kudus.
“Karena besannya punya kerja. Dua hari kemudian pulang (ke Sragen), kemudian besannya ada yang meninggal dan anaknya besan itu ada yang meninggal,” ujar Kepala DKK Sragen, Hargiyanto di halaman DPRD Sragen, Selasa (15/6/2021).
Hargiyanto menjelaskan tidak lama berselang, salah satu warga Miri yang baru saja pulang dari Kudus tersebut, meninggal dunia.
Hasil swabnya keluar dalam kondisi positif terkonfirmasi Covid-19. Dari kasus itu kemudian petugas melakukan tracing.
“Tanggal 7 Juni, yang di Miri ini juga ada yang meninggal. Kemudian kita lakukan tracing dan kita swab keluarganya. Hasilnya ada positif 5 orang,” terangnya.
Hargiyanto menguraikan dari 5 kasus positif itu kemudian ditindaklanjuti dengan tracing lanjutan. Hasilnya meledak lagi meluas tambah 9 orang positif.
Lebih lanjut dijelaskan, saat bersamaan masih di Kecamatan Miri, muncul satu klaster dengan pemicu yang sama.
Yakni mereka juga pulang usai berkunjung ke Kudus. Klaster ini ditemukan berjangkit di satu keluarga positif semua.
“Ini tambah baru 4 orang positif. Sumbernya juga dari Kudus, tapi lain dengan klaster sebelumnya. Posisinya di Miri juga. Saat ini baru kita lakukan PE (Peyelidikan Epidemiologi),” jelasnya.
Sementara, data di Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen mencatat kasus covid-19 klaster Kudus itu ditemukan di dua desa di Miri.
Dari dua klaster itu, total terdapat dua klaster penularan asal Kudus, dengan total jumlah warga positif mencapai 18 orang.
Dari jumlah itu, ada satu meninggal dunia dan dua warga lainnya menjalani perawatan di rumah sakit.
“Totalnya 18 positif, satu meninggal, dua orang dirawat di rumah sakit Sragen dan Solo. Sisanya kita lakukan isolasi di Technopark, kondisinya baik tanpa gejala,” jelas Hargiyanto.
Saat ini, lanjutnya, DKK Sragen sedang melakukan uji sample Genome Sequencing, untuk memastikan kemungkinan mutasi virus di klaster Miri ini.
“Kemarin baru diambil (sampel), ini baru mau dikirim ke UGM, karena memang persyaratannya kan ada. kita nggak bisa berandai-andai, yang jelas kita kirim nanti tunggu hasilnya seperti apa,” pungkas Hargiyanto. Wardoyo
Berita ini sudah dimuat di https://joglosemarnews.com/2021/06/buntut-klaster-kudus-77-warga-diswab-4-sampel-dikirim-ke-lab-satu-desa-disemprot-massal-total-18-orang-positif-1-meninggal-dunia/