BATANG, GROBOGAN.NEWS-Bupati Batang Wihaji, mencanangkan Kecamatan Bandar sebagai Kota Pendidikan.
Bupati Batang pun sangat mengapresiasi pertemuan singkat itu yang dinilai sangat produktif, karena mendiskusikan berbagai gagasan dan agenda untuk kemajuan masyarakat Batang.
Gagasan dicanangkannya Bandar sebagai Kota Pendidikan dinilai sesuai dengan program yang telah dicanangkannya dalam pemetaan pembangunan Kabupaten Batang ke depan.
“Saya berkomitmen untuk mengawal proses industrialisasi di Batang dengan menguatkan aspek kehidupan keagamaan, moralitas dan pendidikan. Jadi industri akan difokuskan di kawasan timur dan pantura,” jelasnya saat menerima rombongan Pondok Modern Tazakka di Kantor Bupati, Kabupaten Batang, belum lama ini.
Pimpinan Pondok KH. Anizar Masyhadi menyampaikan beberapa hal Antara lain harapannya agar Kota Bandar dijadikan kawasan khusus pendidikan, karena telah ada Pondok Pesantren Tazakka, SMK NU dan Universitas Diponegoro.
“Saya yakin kawasan sekitar situ ke depan akan tumbuh menjadi kawasan pendidikan, apalagi sudah ada Undip, sebentar lagi Insyaallah akan dibangun Perguruan Tinggi Tazakka, sehingga kalau sudah begitu sebentar lagi akan masuk perguruan tinggi swasta lain di sekitarnya,” ungkapnya.
Apalagi di daerah atas Bandar telah tumbuh menjadi kawasan wisata alam yang eksotik, pas lah dengan pendidikan yang tumbuh di daerah bawah, maka jangan ada industri atau kegiatan usaha yang bertentangan dengan dua hal di atas.
Kiai Anang juga menyampaikan bahwa gelombang industrialisasi yang masuk ke Batang melalui pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang harus diimbangi dengan penguatan dalam kehidupan keagamaan, moralitas dan pendidikan.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Batang perlu membuat strategi yang komprehensif guna mengantisipasi dampak dari industrialisasi itu dengan melibatkan para ulama dan tokoh-tokoh pendidikan.
“Kabupaten Batang hari ini dan ke depan akan menjadi destinasi investasi dunia industri baik skala nasional maupun internasional, namun kita berharap Batang juga menjadi destinasi pendidikan baik dalam skala nasional maupun internasional,” tegasnya.
Sementara itu H. Teguh Suhardi menyampaikan harapannya kepada Bupati agar pembinaan dan pemberdayaan UMKM, yaitu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), terus ditingkatkan. Hal ini juga dalam rangka mengimbangi arus industrialisasi itu.
Ia dan jajarannya tengah gencar melakukan pelatihan-pelatihan skil UMKM dan pemberdayaan mereka melalui berbagai pendekatan. Ia juga berharap, dunia pesantren, khususnya Tazakka dapat ikut berperan di sektor ini.
Demikian pula dengan Lazis Tazakka, gerakan pemberdayaan itu pun dilakukan. Kedelapan asnaf mustahik, oleh Lazis Tazakka didekati melalui empat program, yaitu: pendidikan, kesehatan, ekonomi dan dakwah sosial.
“Melalui program ekonomi, kami membantu modal UMKM dan pemberian skil, termasuk saat ini lebih dari 120 suplier bahan baku makanan dan jajanan yang ikut mensuplai kebutuhan pondok, juga sekitar 50an pekerja tetap pondok dan 30an orang pekerja bangunan,” ujar dia.
Rombongan terdiri dari Pimpinan Pondok KH. Anang Rikza Masyhadi dan KH. M. Bisri, Ketua dan Wakil Ketua Yayasan H. Anta Masyhadi dan H. Teguh Suhardi, Sekretaris Yayasan Edi Buana, Anggota Dewan Penyantun H. Agung Wisnu Bharata, Divisi Hukum dan Advokasi H. Sauki, Divisi Pembangunan H. Ariston dan Kepala Bagian Pemeliharaan Aset Wakaf Doni Setiadi.RIS