GROBOGAN.NEWS Kudus

Seorang Ayah Kandung di Kudus Tega Merudapaksa lalu Membunuh Putri Kandungnya

Kapolres Kudus AKBP Aditya Surya Dharma saat jumpa pers di Mapolres Kudus, Senin (24/5) kemarin menujukan barang bukti dan tersangka kasus pembunuhan di Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus pada Rabu (5/5/2021) lalu. Ist

KUDUS, GROBOGAN.NEWS-Sungguh tragis dan ironis!. Misteri kematian HN, 16 tahun, siswi madrasah aliyah (MA) terungkap. HN yang ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di rumahnya.

Jenazah HN ditemukan dengan kondisi mengenaskan di dapur rumahnya di Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus pada Rabu (5/5/2021) lalu.

HN ternyata korban pembunuhan sadis. Ironisnya, pelaku pembunuhan bernama Slamet (50) yang tak lain merupakan ayah kandung korban.

Lebih parah lagi, sebelum tega menghabisi nyawa putri kandungnya, pelaku tega merudakpaksa putrinya.

Kapolres Kudus AKBP Aditya Surya Dharma saat jumpa pers di Mapolres Kudus, Senin (24/5) kemarin, mengungkapkan, polisi telah menangkap pelaku pembunuhan gadis berusia 16 tahun di Kudus. Ternyata pelaku pembunuhan adalah ayah kandungnya sendiri.

“Berdasarkan  hasil pemeriksaan barang bukti, ditemukan jejak pelaku. Pelaku adalah ayah kandung korban dan kami ringkus pada Jumat malam tanggal 21 Mei di Kudus,” terang dia.

“Setelah kita amankan tersangka yaitu S berusia 50 tahun yang merupakan ayah korban. Hasil bukti di lapangan ditemukan barang bukti, celana dalam, tali,” imbuh AKBP Aditya.

“Penangkapan terhadap tersangka merujuk hasil dari  tim Biddokes Polda Jateng, ditemukan sejumlah luka bekas penganiayaan pada fisik korban. Di antaranya luka serius pada wajah, leher dan kepala,” imbuh dia.

Lebih detail, Aditya mengungkapkan, pertama kali tersangka S tidak mengakui membunuh anaknya. Namun setelah dilakukan pemeriksaan hingga bukti mengarah ke ayah korban.

“Pertama tidak mengakui, tidak mengejar pengakuan kita selidiki fakta, tes DNA setelah terbukti mengarah ke bersangkutan kita interograsi akhirnya tersangka mengakui,” sambung Kapolres.

Pembunuhan tersebut, sambung Kapolres, terjadi saat korban pulang ke rumah usai mengantar adiknya ke sekolah.

Setelah melakukan pembunuhan, S lalu pura-pura pergi dari rumah agar terlihat dia sedang melaksanakan pekerjaan.

“Seolah-olah tidak berada di lokasi. Kerjanya buruh,” ungkap Kapolres Kudus.

Sementara itu dari hasil pemeriksaan laboratorium forensik Polda Jateng pada salah satu barang bukti ditemukan juga noda sperma pelaku.

Pada saat kejadian tragis itu, kondisi rumah diketahui sepi lantaran Ibu kandung korban atau istri pelaku berangkat bekerja ke pabrik dan adik korban atau anak bungsu pelaku beraktivitas di sekolah.

“Korban tewas dianiaya setelah dua kali diperkosa. Karena berontak, pelaku lantas menghajarnya dengan mencekik, membekap dan memukul dengan batubata,” jelasnya.

Pelaku kemudian menyayat tangan korban serta meninggalkan tali di samping korban agar seolah-olah korban meninggal bunuh diri. Pelaku kemudian kabur berdalih berangkat bekerja,” terang Aditya lebih lanjut.

Sebelumnya, Remaja putri tersebut ditemukan meninggal dunia tergeletak di dapur oleh adik kandungnya sepulang sekolah pada pagi sekitar pukul 10.00 WIB.

Adik korban yang masih duduk di bangku SD itu menjerit histeris melihat kakaknya sudah tidak bergerak hingga memicu para tetangga bedatangan. Saat itu kondisi rumah sepi, kedua orangtua korban sedang tidak berada di rumah.Nor Ahmad