SEMARANG, GROBOGAN.NEWS-Bulan RamadHhan merupakan bulan paling istimewa bagi umat muslim, termasuk umat muslim di Indonesia.
Selain merupakan bulan diturunkannya Al-Qur’an dan hari kemenangan umat Islam atas perang Badar pada 17 Ramadan, hari kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 juga jatuh pada bulan Ramadan.
Menariknya lagi, pada tanggal 17 Ramadan pula Al-Qur’an pertama kalinya diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW di Goa Hiro.
“Kita patut berbangga, karena kemerdekaan negara ini sama dengan kemenangan umat Islam atas perang Badar, yakni sama-sama terjadi pada bulan Ramadan” ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat memberi sambutan secara virtual pada acara tasyukuran Khataman Tirakatan dan Nuzulul Qur’an Jamiyah Mudarasatul Qur’an Al Hafizah (JMQH) Nasional, Sabtu (7/5/2021) malam.
Maka, lanjut Taj Yasin, wajar jika warga Indonesia mayoritas beragama Islam. “Sehingga tidak salah, bahwa (jika) negara Indonesia mayoritas warga negara(nya) muslim. Itu sebuah pertanda bahwa negara kita Indonesia adalah negara yang diridhoi Allah,” ujar Taj Yasin.
Taj Yasin, yang juga menjadi Pembina JMQH Pusat ini berharap, melalui kegiatan khataman tirakatan dan Nuzulul Qu’ran yang rutin digelar setiap tahun, para nyai maupun kyai mendukung penuh kemerdekaan Indonesia. Mereka bersama-sama berdoa untuk keamanan NKRI dari berbagai ancaman.
Selain doa, dukungan para kyai dan nyai juga diberikan pada kebijakan pemerintah. Diantaranya pada kebijakan tentang larangan mudik Lebaran 2021. Diperlukan adanya kesadaran bersama bahwa larangan itu bertujuan untuk melindungi umat dari bahaya penularan Covid-19. Dengan menurunnya angka penyebaran, diharapkan pertumbuhan ekonomi bisa meningkat.
Dalam kesempatan itu, Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin juga mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dalam menerima berbagai berita atau informasi. Jangan tergesa-gesa dalam menyikapi masalah.
“Dari ayat dan hadis yang disampaikan Rasulullah, kita diminta tidak langsung percaya dengan pemberitaan-pemberitaan, tetapi harus diselidiki dahulu kebenarannya. Apalagi sampai ada warga yang (diajak) melakukan bom bunuh diri untuk memerangi kezaliman dan kemungkaran,” katanya.
Pada sambutannya, Ketua Panitia JMQH Umi Farida sangat mengapresiasi dukungan dan partisipasi Taj Yasin selama ini.
“Terima kasih atas segala dukungan dan partisipasinya, selalu memberi semangat kepada kaum hawa bergerak untuk syiar Al Qur’an. Kami sangat berterimakasih karena ada penopang untuk kemajuan JMQH,” ucapnya.
Umi Farida menambahkan, khataman tirakatan yang diikuti anggota komunitas hafizah tersebut bukan khataman 30 juz dalam sekali duduk. Melainkan khataman tirakatan satu hari minimal 1 juz dengan cara membaca satu juz tanpa makan, minum dan bicara serta tetap di tempat sejak mulai bacaan awal sampai akhir dengan bacaan tartil.
“Sekali lagi harus dipahami, bahwa khataman tirakatan itu tidak 30 juz sak lungguhan (sekali duduk). Tapi bisa dicicil setiap hari satu juz dengan cara tidak makan, tidak minum, tidak bicara, dan tidak bergerak atau tidak pindah tempat” jelasnya.
Ia berharap, dengan pemahaman khataman tirakatan 2021 yang diikuti 13.092 peserta itu ke depannya akan menjadi kegiatan yang menyenangkan, karena bisa membaca Al-Qur’an dengan penuh konsentrasi. Arya.