GROBOGAN.NEWS Solo

Heroik! 6 Siswa Pinggiran Sragen Ini Gunakan Waktu Belajar Daring untuk Bekerja di Rantau demi Bantu Ekonomi Keluarga

Suwardi / Foto: Wardoyo

SRAGEN, GROBOGAN.NEWS – Bagian sebagian anak, belajar daring bisa memunculkan problem baru, terutama bagi siswa di daerah pinggiran yang akses internetnya terbatas.

Namun ternyata, lokasi terpencil dan jauh dari kota tidak menjadi halangan bagi enam orang siswa asal Kecamatan Jenar, Sragen ini.

Rupanya, waktu luang yang banyak tersedia di rumah, justru dimanfaatkan oleh mereka untuk mendapatkan hasil lebih produktif.

Seperti yang dilakukan enam siswa SMP Satu Atap di Kecamatan Jenar, Sragen ini. Mereka ternyata memilih untuk memanfaatkan waktu belajar daring dengan merantau ke luar kota untuk bekerja.

Mereka rela meninggalkan keluarga demi bisa bekerja mendapatkan uang guna menyambung ekonomi keluarga. Meski demikian, tugas utama belajar juga tak dilalaikan.

“Iya, ada 6 siswa kelas IX di SMP Satap (satu atap) Jenar yang selama ini memanfaatkan waktu belajar daring dengan bekerja ke luar kota. Tapi mereka tetap belajar dari jarak jauh,” papar Kasi SMP Disdik Sragen, Sukisno kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , saat mendampingi Kadisdik Sragen, Suwardi, Selasa (20/4/2021).

Sukisno menguraikan perjuangan mengharukan 6 siswa itu terungkap ketika dilakukan pendataan dan pengusiran oleh pihak sekolah. Mereka didata untuk keperluan persiapan ujian sekolah.

Saat didata untuk masuk sekolah, mereka dengan jujur mengaku sedang merantau ke luar kota untuk kerja. Hal itu dilakukan demi bisa membantu ekonomi keluarga daripada hanya menganggur di rumah.

“Waktu mau didata untuk belajar tatap muka kemarin, dari guru menyisir ke rumah siswa. Ternyata ada 6 anak itu yang nyambi kerja ke luar kota. Karena memang sebelumnya belajar daring jadi mereka memanfaatkan waktu untuk nyambi kerja. Tapi kemarin dikontak sudah janji siap mau pulang dan ikut ujian,” terangnya.

Pihaknya memaklumi perjuangan para siswa itu. Sebab menilik kondisinya, sebagian siswa di daerah pinggiran seperti Jenar memang ekonominya tak sebagus mereka yang tinggal di wilayah kota.

Tak heran, siswa yang tekun, justru memanfaatkan waktunya untuk kegiatan produktif dan positif.

Menurutnya, hal itu adalah salah satu sisi baik dari belajar daring di tengah kejenuhan dan banyaknya keluhan wali murid maupun siswa yang hampir setahun lebih harus puasa ke sekolah.

“Iya, memang desakan wali murid dan orangtua siswa untuk segera belajar tatap muka sangat tinggi. Banyak yang kontak dan kirim WA ke kami, agar segera dibuka lagi tatap muka. Rata-rata orangtua pada bingung karena setahun belajar daring orangtua kadang harus mendampingi ngerjakan tugas. Belum lagi Kasang anak-anak malah main game dan HP terus. Itu yang banyak dikeluhkan,” ujar Kadisdik Sragen, Suwardi.

Ia berharap kondisi pandemi sesegera mungkin berakhir. Sehingga pembelajaran tatap muka bisa segera kembali digelar.

“Tentunya semua melihat perkembangan. Mudah-mudahan vaksin segera datang dan semua guru bisa segera divaksin juga. Biar nanti ketika situasi sudah aman, bisa segera dibuka tatap muka,” tandasnya. Wardoyo

Berita ini sudah dimuat di  https://joglosemarnews.com/2021/04/kisah-haru-perjuangan-siswa-siswa-tak-mampu-di-daerah-pinggiran-jenar-sragen-belajar-daring-malah-jadi-berkah-waktu-luang-dimanfaatkan-kerja-merantau-demi-bantu-ekonomi-keluarga/