SRAGEN, GROBOGAN.NEWS – Sebanyak 9 paguyuban perkumpulan sopir di wilayah Soloraya bahu membahu mencarikan sebanyak 6.000 ban bekas untuk membuat tebing anak sungai Bengawan Solo di Desa Tangkil, Kecamatan Sragen Kota.
Tak pelak, aksi tersebut menuai apresiasi dan pujian, kena untuk membangun tanggul tersebut ternyata cukup menghemat banyak anggaran.
“Untuk membuat tebing dari ban bekas itu paling banter habis Rp 50 juta sampai Rp 60 juta saja,” ujar Kades Tangkil, Suyono.
Suyono menjelaskan, proyek pembangunan talud penahan longsor dan erosi di Dukuh Gabusan, itu ternyata telah menghemat banyak anggaran.
Semua itu tak lepas dari peran dan sumbang sih para paguyuban sopir yang ada di wilayah Solo Raya.
Suyono mengatakan talud sepanjang 85 meter dengan kedalaman hampir 10 meter yang dibangun pada awal Maret lalu itu setidaknya menghabiskan 6.000 ban mobil bekas.
Bukan perkara mudah untuk bisa mengumpulkan ban bekas dalam jumlah ribuan itu. Namun berkat partisipasi aktif dan bantuan komunitas atau paguyuban sopir, kebutuhan ban bekas itu akhirnya bisa dipenuhi.
Menurutnya, ada 9 paguyuban perkumpulan sopir yang ikut membantu mencarikan ban bekas. Sembilan paguyuban itu di antaranya Paguyuban Perkumpulan Sopir Bumi Sukowati atau PSBS, Wonogiri Pick Up, Paseduluran Sopir Solo (Passlo), Paguyuban Sopir Sukoharjo (Pasojo), Driver Community Guyub Rukun (DCGR).
Lantas ada Komunitas Truk Klaten (KTK), Truk Umplung Mania Community (TUMIC), Manunggal Bolorodo (Marlboro), dan Dina Dutro Mania Indonesia atau DDMI.
“Pertama satu dua komunitas kami tembusi, lama-lama pada ikut bantu. Akhirnya ada 9 paguyuban itu yang ikut membantu mencarikan ban bekas,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (21/4/2021).
Setiap paguyuban membantu dengan jumlah berbeda-beda. Suyono menyebut ada yang membantu ratusan ban bekas sampai ada yang membantu 2000 ban.
Dibutuhkan waktu hampir satu bulanan untuk memenuhi 6.000 ban bekas tersebut. Selanjutnya ban bekas itu dipasang dengan cara disusun dan dijalin dengan kawat ram di tebing sungai.
Adanya ban bekas itu difungsikan sebagai tanggul untuk menahan tekanan arus sungai saat elevasi tinggi. Sehingga bisa mencegah longsornya lahan serta rumah warga bantaran tiap hujan deras tiba.
Menurutnya, dengan bahan ban bekas itu, bisa menghemat anggaran hingga miliaran rupiah. Sebab jika harus dibangun dengan tanggul permanen dari cor atau beton, bisa menghabiskan anggaran Rp 2 miliar lebih.
“Kemarin pakai ban bekas itu habisnya total hanya Rp 50 sampai Rp 60 juta saja. Makanya kami sangat berterimakasih atas bantuan semua pihak dan 9 paguyuban itu,” ulasnya.
Sebagai bentuk ucapan terimakasih, Pemdes sudah menyiapkan piagam penghargaan kepada 9 paguyuban itu. Menurut rencana, piagam akan diserahkan ke paguyuban dalam waktu dekat ini.
“Ini piagamnya sudah jadi dan segera akan kami serahkan. Karena kemarin mereka minta dibuatkan piagam sebagai kenang-kenangan. Saya mewakili warga Dukuh Gabusan dan Desa Tangkil mengucapkan banyak terimakasih atas partisipasi dan bantuan semua pihak. Mulai dari 9 paguyuban sopir, Pak Babinsa, Pak Danramil dan semua yang membantu terlaksananya proyek itu. Sehingga sekarang warga di bantaran sudah lumayan aman. Setidaknya mereka bisa tidur dan nggak was-was ketika hujan deras,” tandasnya.
Dengan adanya tanggul dari ban bekas itu setidaknya bisa membantu menyelamatkan nasib belasan rumah dan pekarangan warga di wilayah bantaran Gabusan.
Tanggul itu dibangun menyusul longsoran empat rumah dan pekarangan warga yang amblas digerus sungai, sebulan silam. Wardoyo
Berita ini sudah dimuat di https://joglosemarnews.com/2021/04/selamatkan-belasan-rumah-warga-9-paguyuban-sopir-di-solo-raya-bakal-dapat-penghargaan-dari-pemdes-tangkil-sragen-berkat-6-000-ban-bekas-desa-bisa-hemat-miliaran-rupiah/