BLORA, GROBOGAN.NEWS-Dampak pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi kabupaten Blora yang dibiayai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Blora sudah mulai dirasakan manfaatnya di sejumlah daerah irigasi (DI).
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Ir Samgautama Karnajaya, MT melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Wilayah I , Surat, ST, MT menyampaikan pembangunan DI tersebut dalam rangka untuk pengoptimalan distribusi air irigasi sampai ke petak sawah.
“Artinya menjamin ketersedian air irigasi tanaman padi dapat bertumbuh dengan baik untuk meningkatkan produktivitas hasil panen padi guna mewujudkan ketahanan pangan Kabupaten Blora,” terangnya, di Blora, Selasa (23/2).
Surat menyebut beberapa pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi yang sudah mulai dirasakan manfaatnya, di antaranys DI.Wali, DI.Pesantren, DI.Dringo, DI.Kajengan, DI.Lawungan dan DI. Bogem.
Disampaikannya, petugas Operasi dan Pemeliharaan (OP) dinilai makin kompak dan giat dalam pemeliharaan jaringan daerah irigasi (DI) di wilayah Kabupaten Blora.
Petugas OP tersebut dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan semangat gotong royong melakukan kegiatan pemeliharaan irigasi.
“Petugas OP makin giat dan kreatif. Hampir setiap hari kami terima laporan kegiatan seperti pembersihan sampah dan rumput di saluran irigasi,” tambahnya.
Jadi, kata dia, setelah dibangun maka harus diimbangi dengan pemeliharahaan bangunan bendung, pintu air dan kawasan hulu bendungnya untuk memastikan bangunan tetap berfungsi dengan baik dan handal serta untuk memastikan agar umur layanan bangunan bisa lebih panjang.
“Salah satu solusinya adalah melakukan pemberdayaan petugas OP dan warga masyarakat,” jelasnnya.
Surat menjelaskan, di kabupaten Blora ada 183 Daerah Irigasi yang terbagi wilayah I dan wilayah II.
Untuk wilayah I meliputi daerah irigasi di kecamatan Jepon, Blora, Banjarejo, Tunjungan, Bogorejo, Ngawen, Japah, Kunduran dan Japah. Sedangkan kecamatan lainnya masuk di wilayah II.
“Idealnya, untuk satu Daerah Irigasi ada satu orang petugas OP. Tapi di wilayah I ada 31 petugas OP,” jelas dia.
“Padahal ada 41 Daerah Irigasi yang menjadi prioritas sehingga ada petugas OP yang merangkap,” katanya.
Akan tetapi, kata Surat, meski merangkap sebagai penjaga pintu bendung dan prakarya saluran, para petugas OP ini makin kompak dan saling sinergi gotong royong saling bantu antar Daerah Irigasi.
“Gotong royong dan kerja sama antar kelompok ini yang perlu diapresiasi dan dicontoh,” terang dia.
“Mereka juga kreatif seperti mengecat dan membuat ornamen warna-warni yang memikat,” ucapnya.
Jika bangunan terpelihara, bersih, tidak hanya bermanfaat bagi sektor irigasi pertanian saja.
“Tapi juga menggerakkan perekonomian rakyat karena dimanfaatkan untuk aneka kegiatan,” sebutnya.