GUBUG, GROBOGAN.NEWS-Bupati Grobogan, Sri Sumarni meminta masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan munculnya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Imbauan tersebut seiring makin meningkatnya curah hujan dalam beberapa hari terakhir.
Tingginya curah hujan ini mengakibatkan peningkatan elevasi sungai dan berpotensi terjadinya bencana banjir.
“Seperti kita ketahui, bencana alam ini tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Untuk itu, sikap waspada selalu kita lakukan. Meski demikian, kita tentunya berharap agar tidak ada bencana yang terjadi di Grobogan,” katanya saat meninjau kondisi Bendung Glapan dan sejumlah ruas tanggul di aliran Sungai Tuntang yang berada di wilayah Kecamatan Gubug, Kamis (31/12) lalu.
Sri Sumarni juga meminta BPBD Kabupaten Grobogan untuk lebih sigap dalam penanganan bencana. Harapannya, jika terjadi bencana bisa meminimalisir korban jiwa maupun harta benda.
Upaya monitoring kondisi di lapangan perlu terus dilakukan setiap saat. Terutama, di daerah yang berada di sepanjang aliran sungai-sungai besar. Seperti sungai Tuntang, Lusi, Serang, dan Jajar.
“Tidak lupa, koordinasi dengan instansi terkait lainnya serta pihak desa juga perlu dilakukan secara rutin. Kami minta pihak desa agar segera memberikan informasi jika ada potensi terjadinya bencana di wilayahnya,” pesannya.
Ia mendorong peran serta seluruh komponen masyarakat dalam penanggulangan
dan pencegahan terjadinya bencana. Sebab, persoalan penanggulangan dan pencegahan bencana ini, tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah saja. Namun butuh dukungan dari berbagai pihak dan masyarakat.
Diberitakan GROBOGAN.NEWS sebelumnya, sebanyak 100 rumah di wilayah Kecamatan Gubug kembali terendam akibat terjadi kebocoran pada tanggul Sungai Tuntang pada Rabu (30/12) petang.
Tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah hulu Sungai Tuntang mengakibatkan salah satu tanggul penahan air Sungai Tuntang bocor.
Meski sudah ditangani dengan memasang tumpukan karung berisi tanah untuk menambal kebocoran, warga tetap merasa khawatir saat terjadi hujan deras.
Julius, Divisi Penanganan Sungai BBWS Pemali Juana, saat dikonfirmasi para awak media mengungkapkan, adanya delapan titik tanggul sungai yang kritis. Hal ini membuat Kabupaten Grobogan dinyatakan rawan bencana banjir.
“Sebanyak 8 titik tanggul sungai yang kritis dan ini membuat Kabupaten Grobogan dinyatakan rawan bencana banjir,” terang dia saat dikonfirmasi, pada Kamis (31/12).
“Untuk wilayah tanggul Sungai Tuntang, Kecamatan Gubug ini, ada lima titik yang rawan jebol atau meluap. Seperti di Desa Glapan, Desa Ngroto, Desa Penadaran, Papanrejo dan Desa Pranten. Tiga titik tanggul kritis ada di Desa Mojoagung, Kecamatan Karangrayung,” sambung Julius.
Saat dikonfirmasi terkait harapan dari Bupati Grobogan Sri Sumarni agar pihak Kementerian PUPR segera membuat tanggul darurat, Julius berjanji dalam waktu dekat akan segera melakukan perbaikan darurat di titik-titik tanggul yang kritis tersebut.
“Untuk penanganan darurat, kita prioritaskan pada tanggul yang sudah meluap dan terjadi kebocoran, sehingga kondisi tanggul retak dan bocor tidak semakin lebar dan tidak membahayakan warga,” tambah Julius. Arya