GROBOGAN.NEWS Grobogan

Banjir Grobogan, Lahan Padi Seluas 1.195 Hektar Terendam Air, Petani Terancam Puso  

Ilustrasi Kondisi banjir.

PURWODADI, GROBOGAN.NEWS-Banjir yang melanda Kabupaten Grobogan menimbulkan kekhawatiran petani.

Lahan persawahan seluas 1.195 hektar di 7 kecamatan di Kabupaten Grobogan hingga Minggu (31/1/2021) tergenang banjir.

Para petani terancam gagal panen jika genangan air banjir yang merendam tanaman padi mereka tidak segera surut.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Grobogan, Sunanto, saat dikonfirmasi wartawan mengungkapkan, berdasarkan data sementara, lahan persawahan yang ditanami padi seluas 1.195 hektar di 7 kecamatan sampai saat ini tergenang dan terancam puso.

“Ini sudah hari ke keempat genangan air juga belum surut. Jika tidak segera surut, tanaman yang sudah masuk 80 hst (hari setelah tanam) bisa terancam puso,” terang Sunanto saat dikonfirmasi pada Minggu (31/1/2021) siang.

Lebih detail, Sunanto menyebutkan, luapan Sungai Lusi, hingga saat ini masih menggenang dan menutup tanapan padi dengan ketinggian 80-120 centimeter.

Karena tingginya genangan banjir, tanaman padi sampai tertutup air.

Ia menyebutkan, dampak paling besar dialami pertanian di Desa Klampok, Godong. Sawah yang tergenang mencapai 156 hektar.

Tidak saja mengancam panen, namun dikhawatirkan jika genangan air di sawah masih tinggi, bisa berdampak pada mundurnya musim tanam (MT 2).

“Kondisi ini bisa terjadi karena petani tidak bisa menabur benih padi. Genangan banjir, dikhawatirkan bisa berimbas pada turunnya harga gabah dari petani,” tambahnya.

Sunanto juga menyampaikan lebih rinci lahan persawahan di 7 kecamatan di Kabupaten Grobogan yang terendam banjir.

“Di  Kecamatan Klambu, lahan seluas 174 hektar tersebar di 4 desa, Selanjutnya di Kecamatan Grobogan lahan seluas 20 hektar, Selanjutnya di  Kecamatan Tawangharjo lahan padi seluas 32 hektar, di Kecamatan Brati lahan seluas 55 hektare, Kecamatan Purwodadi  lahan seluas 219 hektare, di    Kecamatan Penawangan 148 hektare,” terang dia lebih detail.

“Lahan persawahan di Kecamatan Godong paling luas terendam banjir, mencapai  400 hektar tersebar di 4 desa,” imbuh dia.

Diberitakan sebelumnya, hujan deras yang mengguyur sebagian besar sejak Kamis (28/1) hingga Minggu (31/1) dini hari  Kondisi ini mengakibatkan Sungai Lusi meluap.

Luapan Sungai Lusi yang membelah wilayah timur menyisir ke bagian utara wilayah Kabupaten Grobogan ini pun mengakibatkan banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan, pada Sabtu (30/1) kemarin, mencatat, data sementara sebanyak  527 kepala keluarga di daerah aliran sungai (DAS) Sungai Lusi terdampak banjir.

Warga yang terdampak tersebar di empat kecamatan yakni, Kecamatan Purwodadi, Brati, Tawangharjo serta Grobogan. Akibat kejadian ini, tidak menimbulkan korban jiwa.

Kepala Pelaksana BPBD Grobogan, Endang Sulistyoningsih, saat dikonfirmasi wartawan, mengungkapkan, berdasarkan pendataan pada Sabtu (30/1) hingga pukul 15.00 WIB, ketinggian air yang menggenangi 527 rumah warga.

“Untuk ketinggian air bervariasi. Selain menggenangi pemukiman warga, banjir juga menggenangi areal pertanian. Yang pasti kita masih melakukan pendataan lebih lanjut,” jelas dia.

Endang menyebutkan lebih detail, banjir akibat luapan Sungai Lusi melanda tiga kecamatan, yakni Kecamatan Grobogan, Tawangharjo, Brati dan Kota Purwodadi.

Ia menyebutkan, di Kecamatan Grobogan (total 82 KK) berada di Desa Rejosari (11 KK). Bahkan akibat banjir dengan ketinggian 1 meter, akses di Dusun Klumpang terganggu serta di Desa Getasrejo (71 KK).

Sedangkan di Kecamatan Tawangharjo (total 136 KK), rinciannya Desa Jono (11 KK).

Di mana kondisi air sudah tidak menggenangi rumah warga pada pukul 14.00 WIB. Kemudian di Desa Mayahan (125 KK). Di Kecamatan Brati (total 5 KK) di Desa Menduran (5 KK). Selanjutnya di Kecamatan Purwodadi yang terdampak luapan Sungai Lusi, ( total 304 KK).

Rinciannya Kelurahan Purwodadi (159 KK), Kelurahan Kuripan (45 KK), Desa Karanganyar (50 KK), dan Desa Kedungrejo (50 KK).

Endang menambahkan, upaya yang dilakukan bersama pemerintah desa dan pemerintah kecamatan terdampak banjir melaksanakan asesmen di lokasi banjir. Menurut dia, bantuan pun telah dikirim ke warga terdampak banjir. Atas kondisi tersebut, Endang meminta seluruh warga untuk meningkatkan kewaspadaan.

Hal itu mengingat elevasi Sungai Lusi tergolong masih relatif tinggi. Kendati demikian, pihaknya meminta agar warga tidak panik menghadapi kondisi banjir.

“Seluruh warga kami minta meningkatkan kewaspadaan. Kendati demikian kami pun meminta agar warga yang terdampak banjir untuk tidak panik,” imbuh dia. Arya