SUKOHARJO, GROBOGAN.NEWS – Setidaknya ada tiga point yang memicu munculnya paham terorisme. Ketiganya adalah sumbatan yang bisa memunculkan paham radikalisme.
Hal itu diungkapkan oleh mantan Napi terorisme asal Sukoharjo, Roki Aprisdianto.
Roki mengatakan hal itu dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme yang digelar Polres Sukoharjo, Kamis (25/11/2021).
Tiga sumbatan tersebut adalah sumbatan sesama agama, sumbatan antar agama, dan sumbatan berbangsa dan bernegara.
“Jadi apabila kita ingin mewujudkan toleransi dan mencegah terjadinya terorisme, maka kita harus menyelesaikan sumbatan-sumbatan tersebut. Yaitu menyelesaikan sumbatan sesama agama, sumbatan antar agama, dan sumbatan berbangsa dan bernegara,” jelasnya.
Sementara, Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengungkapkan bahwa aksi terorisme tidak ada kaitannya dengan agama dan jangan dihubung-hubungkan dengan agama.
Sebaliknya, faham radikalisme terjadi karena beberapa faktor antara lain ekonomi, pendidikan dan pergaulan.
Ia pun meminta mewaspadai terorisme gaya baru yang menjalar lewat HP dan media internet.
“Terorisme gaya baru bisa dipelajari lewat smartphone atau media internet. Karena internet bisa diakses setiap orang, maka kita harus sangat berhati – hati dalam mengakses media medsos,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Kapolres juga meminta masyarakat mewaspadai dan menjaga generasi penerus bangsa ini dari paham-paham radikalisme.
Sebab perekrutan kelompok radikal atau terorisme dimulai dari para siswa SMA.
“Mereka mulai masuk kepada anak-anak muda yang masih labil,” tambahnya.
AKBP Wahyu menambahkan, upaya-upaya dalam pencegahan terorisme yaitu dengan meminimalisir kesenjangan sosial dan perbaikan tingkat ekonomi.
Serta pemahaman ilmu dengan baik dan benar.
“Karena ilmu adalah faktor utama dari segala aspek kehidupan. Perlunya ilmu sebagai pondasi yang membentengi seseorang dari pengaruh Radikalisme yang berkembang dan menyebar dari berbagai sisi,” tandasnya.
Sementara dalam acara Focus Group Discussion (FGD) tentang Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme itu juga menghadirkan Pasintel Kodim 0726 Sukoharjo Kapten Inf Kusnandar, Kemenag Kabupaten Sukoharjo H. Muh. Mu’alim dan sejumlah mantan napi terorisme.
Eks Napiter yang hadir di antaranya Roki Aprisdianto, Lembaga Percik Salatiga Heri Wibowo, Local Coordinator of Breaking Down The walls Program, Peace generation Indonesia 2021, Ninin Karlina, Pengurus MUI Kabupaten Sukoharjo, Pengurus FKUB, Ormas keagamaan NU, Muhammadiyah, LDII dan MTA dan Darul Hasyimi, serta tamu undangan lainnya.
Kapolres FGD diinisiasi dari Sat Binmas Polres Sukoharjo dengan tujuan untuk mendapatkan masukan ataupun saran dari tokoh masyarakat dan elemen terkait.
“Harapannya nanti saran dari bapak ibu sekalian dapat ditindak lanjuti dari Pemerintah Kabupaten Sukoharjo,” jelasnya. Wardoyo
Berita ini sudah dimuat di https://joglosemarnews.com/2021/11/blak-blakan-mantan-napi-teroris-asal-sukoharjo-ini-ungkap-3-pemicu-radikalisme-ternyata-karena-ada-sumbatan/2/