BLORA, GROBOGAN.NEWS-Kondisi jalan rusak berlubang kerap kita temui di sejumlah daerah.
Lantaran dianggab membahayakan pengendara, biasanya oleh warga di sekitar lokasi jalan yang berlubang dipasang penanda seperti ban bekas hingga ditanami pohon pisang.
Hal itu agar pengendara yang melintas langsung meningkatkan kewaspadaan dan kehatian-hatian agar tidak terjadi insiden kecelakaan.
Fenomena jalan berlubang ditanami pohon pisang muncul di salah satu ruas jalan di Desa Kedungwaru, Kecamatan Kunduran.
Jalur tersebut merupakan jalur utama yang menghubungkan Kecamatan Todanan-Kunduran.
Menurut Baehaqi (22) warga sekitar yang kebetulan melintas di lokasi kejadian, saat dikonfirmasi awak media, mengungkapkan jika penanaman pohon pisang di titik jalan yang berlubang terjadi pada Minggu (14/11/2021) kemarin.
Lebih detail, ia menjelaskan jika pihaknya tidak mengetahui secara detail warga yang bertindak menanam pohon pisang tersebut.
“Kabar-kabarnya ditanam kemarin malam (penanaman pohon pisang di tengah jalan pada Minggu 14 November 2021 malam,” terang dia, Senin (15/11/2021).
Menurut dia, penanaman tersebut agar menjadi pertanda agar pengendara yang melintas dapat berhati-hati saat melewati lokasi tersebut.
“Ya intinya agar pengendara dapat berhati-hati saat melintas,” terang dia.
Ia menambahkan, kondisi jalan semakin parah dan membahayakan jika terjadi hujan deras.
“Jalannya tertutup genangan air. Jadi jika tidak ada tandanya pasti sangat membahayakan,” imbuh dia.
Sementara itu, Kades Kedungwaru, Kecamatan Kunduran, Blora Marsono mengungkapkan penanaman pohon pisang tersebut dilakukan pada Minggu malam (14/11/2021).
“Informasinya tadi malam,” ucap Sumarsono saat dikonfirmasi, Senin (15/11/2021) seperti dilansir #tribunjateng.
Marsono mengaku jalan yang ditanami pohon pisang itu sebelah selatan SD Negeri 1 Kedungwaru, Kecamatan Kunduran.
“Untuk perbaikan belum tahu, karena informasi APBD belum di dog,” ujarnya.
“Seingat saya diusulkan tiap tahun oleh Dinas PUPR Wilayah Ngawen,” tambahnya.
Adanya kubangan besar di jalan tersebut, menurutnya dikarenakan besarnya intensitas hujan dan banyaknya kendaraan besar yang melintasi.
“Karena sejak turun hujan dan dilewati truk-truk besar dari pabrik otomatis rusak, dan airnya enggak bisa minggir dan menggenang cukup besar di tengah jalan,” terangnya.
Sumarsono menjelaskan jalan kabupaten tersebut memang sering dilalui truk-truk besar (tronton) dari sebuah perusahaan penggilingan tebu (GMM) yang ada di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan.
Jalan yang ditanami pohon tersebut dalam waktu dekat akan diperbaiki oleh perusahaan tersebut.
“Informasi dari GMM (perusahaan penggilingan gula) rencana mau didropping grosok tapi masih diagendakan karena baru pengajuan,” katanya.
DRI #tribunjateng