PURWODADI, GROBOGAN.NEWS-Lonjakan kasus virus corona atau Covid-19 di wilayah Kabupaten Grobogan masih terjadi.
Berbagai kebijakan strategis dalam upaya memutus mata rantai Covid-19 terus digulirkan. Salah satunya, untuk keempat kalinya, Pemerintah Kabupaten Grobogan kembali menerapkan gerakan Grobogan Sehari di Rumah Saja, pada mulai Minggu (4/7/2021) hingga Senin (5/7/2021).
Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menekan penyebaran laju Covid-19 di wilayah tersebut.
Sekretaris Daerah Kabupaten Grobogan Sumarsono mengatakan, Gerakan Grobogan Sehari di Rumah Saja dilakukan dengan penutupan toko, pasar, warung makan, dan tempat lain yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
Gerakan tersebut dimulai pada Minggu (4/7/2021) pukul 05.00 WIB hingga Senin (5/7/2021) pukul 05.00 WIB.
“Untuk Grobogan di rumah saja tetap hari Minggu,” ujar Sumarsono, yang juga menjabat sebagai wakil Satgas Covid-19 Kabupaten Grobogan, saat Rakor penanganan Covid-19 di ruang wakil bupati, beberapa waktu lalu.
Sumarsono mengatakan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan maupun Satgas Covid-19, kebijakan Gerakan Grobogan Sehari di Rumah saja yang telah berjalan selama kali ketiga tersebut berhasil menurunkan laju penyebaran Covid-19.
“Ini hasil kerja kita semua, termasuk masyarakat. Harus terus kita upayakan agar semakin menurun,” jelasnya.
Pihaknya berharap, masyarakat di Kabupaten Grobogan dapat mengikuti imbauan pemerintah pada hari Minggu untuk di rumah saja, dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Sehingga, penyebaran Covid-19 dapat dikendalikan.
“Harapan ke masyarakat, agar kita bisa bersatu padu, bersama-sama mengatasi permasalahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Grobogan,” ujarnya.
Wakil Bupati Grobogan Bambang Pujiyanto. Ist
Sementara itu, Wakil Bupati Grobogan Bambang Pujiyanto mengatakan, berkat usaha keras dan gotong royong semua pihak, kasus mingguan di Kabupaten Grobogan mengalami penurunan.
Pada minggu ke-24, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tercatat 446 orang, sedang pada minggu ke-25 kasus terkonfirmasi turun menjadi 391 orang.
“Walaupun data mengalami penurunan kita jangan terus kendor atau los dol. Mengapa? Karena melihat data kasus meninggal dan ketersediaan tempat tidur di semua rumah sakit telah penuh,” terang Bambang.
“Apalagi saat mendengar masyarakat yang sakit, muter-muter mencari rumah sakit yang bisa menangani, tidak didapatkan. Kejadian demikian pasti akan menyayat hati. Untuk itu saya mohon maaf atas semua itu,” ujar Bambang lebih lanjut.RIS/ARY