YOGYAKARTA, GROBOGAN.NEWS – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memperkirakan potensi hujan lebat disertai petir yang mungkin terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada 22 dan 23 Februari 2021. Wisatawan dan warga sekitar pun diminta waspada.
BMKG melansir bahwa cuaca hujan lebat disertai petir tidak hanya berpeluang terjadi di kawasan dataran tinggi, termasuk objek wisata seperti Perbukitan Menoreh Kulon Progo dan kawasan wisata Gunung Merapi Kabupaten Sleman, namun juga dapat terjadi di area perkotaan di empat kabupaten di Yogyakarta.
“Waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang di Sleman utara, Kulon Progo utara, serta potensi gelombang tinggi di perairan selatan Yogyakarta,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas, Minggu (21/2/2021).
Di Kabupaten Sleman misalnya, dalam periode dua hari ke depan, hujan petir diprediksi melanda kawasan di sembulan kecamatan mulai siang hari. Meliputi Kecamatan Prambanan, Sayegan, Kalasan, Berbah, Minggir, Mlati, Tempel, Sleman, dan Turi.
Kemudian di Kabupaten Bantul, hujan petir diprediksi akan terjadi setidaknya di empat kecamatan, yakni Banguntapan, Piyungan, Pleret pada siang hari dan di Dlingo menjelang malam hari. Lalu di Kabupaten Gunungkidul hujan petir diprediksi terjadi di Kecamatan Paliyan menjelang malam dan Patuk pada siang hari.
Sedangkan di Kabupaten Kulon Progo, hujan petir diprediksi melanda Kecamatan Samigaluh dan Kalibawang pada siang hari.
Reni mengatakan, untuk prakiraan cuaca di kawasan Malioboro juga sepanjang pantai selatan Yogyakarta, akan lebih dominan cerah meski dapat berpeluang muncul awan mendung dari pagi hingga sore. Sedangkan Pantai Parangtritis, Depok, Pantai Glagah serta Trisik baru diguyur hujan memasuki malam hari.
“Hanya Kota Yogyakarta dominasi perkiraan cuaca selama dua hari ke depan hujan ringan pada siang hari,” ujar Reni.
Untuk prakiraan tinggi gelombang perairan selatan Yogyakarta berkisar antara 2.5-4.0 meter dan termasuk kategori tinggi.
Potensi Bahaya Merapi
Sementara itu, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida meminta pelaku wisata juga tidak nekat melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Sebab, hingga saat ini aktivitas Merapi masih intens menyemburkan lava pijar.
Gunung Merapi setidaknya melontarkan sedikitnya 29 kali lava pijar dalam periode pengamatan 00.00-12.00 WIB pada Minggu, 21 Februari 2021.
Seluruh lontaran lava pijar itu mengarah ke sisi barat daya gunung. “Jarak luncur maksimum 1.000 meter ke arah barat daya,” ujar Hanik.
Selama intensitas luncuran lava pijar itu, BPPTKG mencatat visual asap kawah berwarna putih dengan intensitas cukup tebal dan ketinggiannya 20-50 meter di atas puncak. “Status masih Siaga atau level III dan masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya,” kata Hanik.
Daerah potensi bahaya yang dimaksud merujuk pada ketetapan yang telah dibuat BPPTKG.
Wisatawan diingatkan bahwa potensi bahaya Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.